Selasa, 22 Juli 2008

Bahaya bahan kimia yang ada di jamu/obat tradisional

Berdasarkan hasil pengawasan obat tradisional melalui sampling dan pengujian laboratorium Tahun 2007, Badan POM telah memerintahkan untuk menarik dari peredaran pada Tahun 2007 sebanyak 54 (lima puluh empat) item produk obat tradisional yang dicampur dengan Bahan Kimia Obat Keras yaitu Sibutramin Hidroklorida, Sildenafil Sitrat, Siproheptadin, Fenilbutason, Asam Mefenamat, Prednison, Metampiron, Teofilin, dan obat Parasetamol, sebagaimana terlampir.

Mengkonsumsi obat tradisional mengandung Bahan Kimia Obat Keras membahayakan kesehatan bahkan dapat mematikan. Pemakaian obat keras harus melalui resep dokter.

Berbagai resiko dan efek yang tidak diinginkan dari penggunaan Bahan Kimia Obat tanpa pengawasan dokter sebagai berikut:

- Sibutramin Hidroklorida dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi), denyut jantung serta sulit tidur. Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau stroke.

- Sildenafil Sitrat dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dispepsia, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, rinitis (radang hidung), infark miokard, nyeri dada, palpitasi (denyut jantung cepat) dan kematian.

- Siproheptadin
dapat menyebabkan mual, muntah, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leucopenia, agranulositosis dan trombositopenia. Fenilbutason dapat menyebabkan mual, muntah, ruam kulit, retensi cairan dan elektrolit (edema), pendarahan lambung, nyeri lambung, dengan pendarahan atau perforasi, reaksi hipersensitivitas, hepatitis, nefritis, gagal ginjal, leukopenia, anemia aplastik, agranulositosis dan lain-lain.

- Asam Mefenamat
dapat menyebabkan mengantuk, diare, ruam kulit, trombositopenia, anemia hemolitik dan kejang serta dikontraindikasikan bagi penderita tukak lambung/usus, asma dan ginjal.

- Prednison
dapat menyebabkan moon face; gangguan saluran cerna seperti mual dan tukak lambung; gangguan muskuloskeletal seperti osteoporosis; gangguan endokrin seperti gangguan haid; gangguan neuropsikiatri seperti ketergantungan psikis, depresi dan insomnia; gangguan penglihatan seperti glaukoma; dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

- Metampiron
dapat menyebabkan gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan lambung, rasa terbakar serta gangguan sisten saraf seperti tinitus (telinga berdenging) dan neuropati, gangguan darah, pembentukan sel darah dihambat (anemia aplastik), agranulositosis, gangguan ginjal, syok, kematian dan lain-lain.

- Teofilin
dapat menyebabkan takikardi, aritmia, palpitasi, mual, gangguan saluran cerna, sakit kepala dan insomnia.

- Parasetamol dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kerusakan hati.

Demam berdarah, apa dan bagaimana ?

Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.

Tanda dan gejala :
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan — pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :

* Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

* Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

* Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur dsb.

* Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Diagnosis :
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif.

Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.

Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu akut

Pengobatan :
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.

Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan

Epidemiologi:
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.

Pencegahan :
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.

Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.

Jumat, 11 Juli 2008

Delima sebagai tanaman obat

Delima (Punica granatum L.)

Uraian :
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan. Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2--5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1--9 cm, lebar 0,5--2,5 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5--12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih. Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo), dalimo (Batak). Jawa: gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), dhalima (Madura). Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau (Timor). Maluku: dilimene (Kisar). NAMA ASING Shi liu (C), granaatappel (B), grenadier (P), granatbaum (J), luru (V), thap thim (T), granada (Tag.), pomegranate (I). NAMA SIMPLISIA Granati Cortex (Wit kayu delima), Granati Pericarpium (Wit buah delima).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus herpes simpleks, clan virus HIV.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah dikeringkan.

INDIKASI
Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk:
sakit perut karena cacing,
buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri amuba),
diare kronis,
perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum,
prolaps rektum,
radang tenggorok,
radang telinga,
keputihan (leukorea)
nyeri lambung.

Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk:
cacingan terutama cacing pita (taeniasis),
batuk,
diare.

Bunga digunakan untuk:
radang gusi,
perdarahan,
bronkhitis.

Daging buah digunakan untuk:
menurunkan berat badan,
cacingan,
sariawan, tenggorokan sakit, suara parau,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
sering kencing,
rematik (artritis),
perut kembung

Biji digunakan untuk:
menurunkan demam, batuk,
keracunan
cacingan.

Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7 g). Rebus kulit buah (10--15 g). Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel.
Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur (gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi, gigi berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Cacingan
Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.
Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan perlahan-lahan selama satu jam. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi.
Campur jus buah delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu minum sekaligus
Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk merata, minum sewaktu perut kosong.

Radang gusi
Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan segelas air bersih sampai mendidih. Setelah dingin, saring dan gunakan untuk kumur-kumur.

Perdarahan
Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

Luka
Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada bagian yang luka.

Sariawan
Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu gelas air sambil diaduk merata, lalu saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2--3 kali sehari, sampai sembuh.

Sering kencing
Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan segenggam kucai, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

Keputihan
Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g) dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air rebusannya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari. Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah menikah, gunakan dengan alat semprot yang masuk ke liang vagina.

Batuk sudah berlangsung lama
Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak. Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang bijinya.

Suara serak, tenggorokan kering
Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2--3 kali sehari.

Komposisi :
Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5--1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine (C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun mengandung alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.

Sumber : www.iptek.net.id


Cincau sebagai tanaman obat

Cincau

(Cylea barbata, Miers.)

Uraian :
Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut.


Nama Lokal :
Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam;

Pemanfaatan :

1. Sakit Perut dan Hipertensi
Bahan: daun cincau secukupnya
Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang,
disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar,
kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.
Cara menggunakan: dimakan biasa

2. Demam
Bahan: akar cincau secukupnya
Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring
Cara menggunakan: diminum biasa

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang mampu menyerap air, sehingga daunnya menjadi padat. Apabila segenggam daun cincau diremas-remas dengan satu rantang air, akan diperoleh cincau berupa agar-agar seperti dijual di pasar-pasar. Selain mengandung zat karbohidrat , cincau juga mengandung zat lemak dan sebagainya.

Sumber : www.iptek.net.id

Cabai Rawit sebagai tanaman obat

Cabai Rawit

(Capsicum frutescens L.)

Uraian :
Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada limi (Nias), l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. cempling (Jawa), cabhi letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa Tenggara: tabia krinyi (Bali), kurus(Alor). Sulawesi: kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita diti (Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica, l. capa, laso meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi (Manado). Maluku: Abrisan kubur (Seram), karatupa batawe (Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi (Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu (Ternate). Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik). NAMA ASING La jiao (C), cayenne peper (B), piment de cayenne (P), piment enrage, guineapfeffer (J), pasites, sili (Tag.), cayenne, chilli (I). NAMA SIMPLISIA Capsici frutescentis Fructus (buah cabe rawit).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas. Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid (Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.

INDIKASI
Cabal rawit digunakan untuk :
menambah nafsu makan,
menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,
batuk berdahak,
melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,
migrain.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.
Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.

Sakitperut
Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.

Rematik
Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.

Frosbite
Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.

Catatan:
Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.
Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.
Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.

Komposisi :

Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.

Sumber : www.iptek.net.id

Cabai Merah sebgai tanaman obat

Cabai Merah

(Capsicum Annuum L.)

Uraian :
Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabal merah dapat diperbanyak dengan biji.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia (Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang (Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah (Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah)

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cabai rasanya pedas, sifatnya panas. Buah berkhasiat stimulan, meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan sebagai obat gosok.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah dan daun.

INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan : rematik, sariawan, sakit gigi, :influenza, dan meningkatkan nafsu makan.
Getah daun muda digunakan untuk : mempermudah persalinan.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus atau keringkan 0,5-1 g buah, lalu haluskan sampai menjadi serbuk.
Untuk pemakaian luar, rebus 0,5-1 g buah, lalu air rebusannya digunakan sebagai obat kompres. Selain itu, buah cabai dapat dicampur dengan bahan lain untuk obat gosok. Getah daun muda digunakan untuk pengobatan luka, bisul, dan sakit gigi.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Rematik
Seduh 10 g serbuk buah cabai merah dalam 1/2 gelas air panas. Aduk sampai rata dan diamkan beberapa menit. Hasil seduhannya dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.

Luka, bisul
Oleskan minyak sayur pada beberapa helai daun cabai, lalu layukan di atas api kecil. Tempelkan daun cabai tersebut selagi hangat pada bagian kulit yang terluka.

Komposisi :
Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut dan keluarnya air mata.

Sumber : www.iptek.net.id

Bawang Putih sebagai tanaman obat

Bawang Putih

(Allium sativum, Linn.)

Uraian :
Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 800 mm - 2.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 150 C - 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : gromosol (ultisol). · Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 150 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 - 6,8 · Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. · Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. · Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit · Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak cacat. · Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. · Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi. c. Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. · Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm


Nama Lokal :
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka memar, Abses; Luka benda tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia);

Pemanfaatan :1. Hipertensi
a. Bahan: 3 siung bawang putih,
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan
air secukupnya, Ialu disaring;
Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.

b. Bahan : 2 siung bawang putih;
Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api;
Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.

2. Asma, batuk dan masuk angin
Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu
secukupnya;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.

3. Sakit kepala
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.

4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air
Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam
Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua
bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih
dan diaduk sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan
sore.

5. Ambeien
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas
untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.

6. Sembelit
Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;
Cara menggunakan: diminuni biasa.

7. Luka memar karena tikaman atau pukulan
Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1
sendok madu dan dicampur sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

8. Luka kena benda tajam berkarat
Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke
dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

9. Mempercepat matangnya bengkak abses
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat,
kemudian ditumbuk halus;
Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang bengkak.

10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: ditempelkan pada baglan yang kemasukan
serpihan kaca, kayu atau duri.

11. Sengatan serangga
Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian
dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat
serangga.

12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut
Baban: beberapa siung bawang push;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung.

13. Sulit tidur (insomnia)
Bahan: beberapa slung bawang putih;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20 gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 134 miligram, - kalsium 42 miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid.

Sumber : www.iptek.net.id

Bawang Merah sebagai tanaman obat

Bawang Merah

(Allium cepa)

Uraian :
Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam. Bagian yang Digunakan Umbi lapis.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bawang abang mirah (Aceh); Pia (Batak); Bawang abang (Palembang); Bawang sirah, Barambang sirah, Dasun merah (Minangkabau); Bawang suluh (Lampung); Bawang beureum (Sunda); Brambang, Brambang abang (Jawa); Bhabang mera (Madura); Jasun bang, Jasun mirah (BaIi); Lasuna mahamu, Ransuna mahendeng, Yantuna mopura, Dansuna rundang, Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang (Sulawesi Utara); Bawangi (Gorontalo); Laisuna pilas, Laisuna mpilas (Roti); Kalpeo meh (Timor); Bowang wulwul (Kai); Kosai miha; Bawa rohiha (Ternate); Bawa kahori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cepae Bulbus; Umbi lapis Bawang Merah.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menghangatkan, rasa dan bau tajam. KHASIAT Bakterisid, ekspektoran, dan diuretik. PENELITIAN M. Jufri Samad, 1987. FMIPA Farmasi UNHAS. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak umbi lapis Bawang Merah terhadap penurunan kadar gula darah normal kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak umbi Bawang Merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 %. Pada pemberian tolbutamid dosis 250 mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 22,21 %, dan pemberian air suling dengan takaran 5 ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 3,00 %. Tri Purwaningsih, 1991. FMIPA Farmasi UI. Telah melakukan penelitian efek protektif Bawang Merah pada kerusakan hati akibat karbon tetraklorida.Dari hasil penelitian tersebut, ternyata Bawang Merah menghambat peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CCl4.

Pemanfaatan :KEGUNAAN
1. Batuk.
2. Haid tidak teratur.
3. Kencing manis.
4. Obat cacing.
5. Demam pada anak-anak (obat luar).
6. Perut kembung pada anak-anak (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk
Ramuan:
Umbi Bawang merah 4 gram
Daun Poko segar 4 gram
Daun Sembung segar 3 gram
Herba Pegagan segar 4 gram
Buah Adas 2 gram
Air 125 ml

Cara pembuatan:
Dipipis, dibuat infus atau pil.

Cara pemakaian:
Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml. Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. pil, diminum 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.

Kencing Manis
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (dirajang) 4 gram
Buah Buncis (dirajang) 15 gram
Daun Salam (dirajang) 10 helai
Air 120 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum sehari 1 kali 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.
Demam dan Perut

Kembung pada Anak-anak
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (potong tipis) secukupnya
Minyak Kelapa secukupnya
Minyak Kayu Putih secukupnya

Cara pembuatan:
Diremas-remas.

Cara pemakaian:
Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangnn pada anak yang demam.

Komposisi :
Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin, dan zat pati.

Sumber : www.iptek.net.id

Apel sebagai tanaman obat

Apel

(Pyrus malus, Linn)

Uraian :
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.


Nama Lokal :
Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;

Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang.
Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4
gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin.

2. Diare
Bahan: buah apel yang belum begitu masak.
Cara menggunakan: dimakan biasa.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga mengandung zat gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram - Kalsium 6 mg - Fosfor 10 mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan Air 84 %

sumber : http://www.iptek.net.id

Alpokat sebagai tanaman obat

Alpokat

(Persea gratissima Gaertn.)

Uraian :
Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice. minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.


Nama Lokal :
Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus), menstruasi tidak teratur.;

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji.

KEGUNAAN:
Daging buah :
- Sariawan.
- Melembabkan kulit kering.

Daun:
- Kencing batu.
- Darah tinggi, sakit kepala.
- Nyeri syaraf.
- Nyeri lambung.
- Saluran napas membengkak (bronchial swellings).
- Menstruasi tidak teratur.

Biji:
- Sakit gigi.
- Kencing manis.

PEMAKAIAN,.
Untuk minum: 3-6 lembar daun.
Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan:
Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu
murni, diaduk merata lalu dimakan. Lakukan setiap hari sampai
sembuh.

2. Kencing batu:
4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu,
setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

3. Darah tinggi :
3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air
panas. Setelah dingin diminum sekaligus.

4. Kulit muka kering:
Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai
untuk masker, dengan cara memoles muka yang kering. Muka
dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut
mengering.

5. Sakit gigi berlubang:
Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat.

6. Bengkak karena Peradangan:
Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi
adonan seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit.

7. Kencing manis:
Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok,
kemudian digodok dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat.
Saring, minum setelah dingin.

8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri
lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (Neuralgia)
dan datang haid tidak teratur.

Data penelitian:
Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. Ramstad 1975).

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji : Anti radang, menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.

Sumber : http://www.iptek.net.id/

Kamis, 10 Juli 2008

Iklim perburuk derajat kesehatan masyarakat

PEMANASAN global (global warming) yang semakin dirasakan masyarakat, terjadi karena bumi menyerap lebih banyak energi matahari daripada yang dilepas kembali ke atmosfer (ruang angkasa). Sehingga sinar matahari terperangkap yang menyebabkan terjadinya peningkatan emisi gas. Hal ini akan menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan kutub es.

Bagaimana dengan Indonesia? Analisis iklim World Wildlife Fund for Nature (WWF) menunjukkan bahwa Indonesia mengalami proses pemanasan lebih lambat dibandingkan rata-rata dunia, di daratan bervariasi antara 0,10 -0,30C/tahun. Namun, perubahan iklim dalam dekade-dekade mendatang akan memberikan dampak besar pada sektor pertanian, kehutanan, keanekaragaman hayati, kesehatan, dan dampak akibat kenaikan permukaan laut.

Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah Supari menyatakan, terjadinya pemanasan global berpengaruh pada derajat kesehatan manusia. "Hari Kesehatan Internasional yang diperingati pada 7 April tiap tahun dijadikan momentum untuk meminta perhatian masyarakat dunia akan masalah kesehatan yang penting secara global," katanya. Pada 2008, bertema "Menjaga Kesehatan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim" (Protecting Health for Climate Change), mengingatkan manusia akan adanya perubahan iklim yang memengaruhi kesehatan penduduk dunia.

Iklim bermakna kehidupan. Perubahan iklim akan diikuti perubahan ekosistem dan tata kehidupan yang bermuara pada perubahan pola interaksi antara lingkungan dan manusia yang berdampak terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Jutaan manusia berisiko terkena penyakit di tengah lingkungan yang semakin tidak sehat. Banyak penyakit yang ditimbulkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global, di antaranya kejadian penyakit infeksi dan noninfeksi. Sedikitnya muncul 35 jenis penyakit infeksi akibat perubahan iklim, di antaranya SARS, Avian influenza, Ebola, West Nile Virus, Hantaan Virus, Japanese Encephalitis, serta penyakit infeksi yang baru maupun penyakit infeksi lama yang muncul kembali.

Dampak pada kesehatan publik antara lain tekanan akibat udara panas, kanker kulit, gangguan pada kekebalan tubuh, dan katarak. Perpindahan penduduk, perubahan kawasan pasang surut di sungai, dan kenaikan permukaan laut memengaruhi sanitasi, di antaranya menambah penyebaran kasus tuberkulosis (TB) dan campak. Perubahan iklim juga akan nyata membentuk pola penyebaran penyakit dengan vektor (hewan yang membawa mirkoorganisme patogen) seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), dan chikungunya.

Nyamuk menjadi vektor yang menularkan malaria dan penyakit virus seperti DBD dan chikungunya. Nyamuk membutuhkan genangan air untuk berkembang biak, saat dewasa membutuhkan kondisi yang lembap untuk hidup. Suhu yang hangat meningkatkan perkembangbiakan nyamuk dan mempersingkat waktu pematangan sehingga lebih cepat infeksius.

Selain itu, suhu hangat cenderung meningkatkan perilaku menggigit nyamuk (biting rate). Tubuh nyamuk dewasa lebih kecil sehingga butuh darah banyak untuk bereproduksi.

Sejauh ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat belum melakukan penelitian khusus terkait pengaruh antara pemanasan global dan peningkatan penyebaran penyakit infeksi dan penyakit yang disebarkan vektor seperti flu burung, malaria, demam berdarah, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), dan chikungunya. Namun berdasarkan data, perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya berpengaruh pada peningkatan beberapa penyakit.

Menurut Kasubdin Penyehatan Lingkungan Dinkes Jabar Dr. Fita Rosemary, M.Kes., saat pergantian musim, curah hujan tidak besar dan menimbulkan genangan air di beberapa tempat. "Di tempat yang panas, telur nyamuk mampu bertahan hingga 6 bulan sehingga saat timbul genangan air, telur memiliki media untuk menetas dan menyerang warga," ujarnya.

Tercatat sejak 2005, ditemukan 17.488 kasus DBD dan merenggut 266 korban jiwa. Kemudian meningkat menjadi 25.871 kasus pada 2006 dengan kasus kematian 283 orang dan 30.720 pada tahun 2007 dengan korban 291 orang. Kasus tertinggi terjadi di Kota Bandung dan Kota Bekasi.

Akibatnya, kasus demam berdarah tertinggi ditemukan antara Januari-Mei dengan jumlah terbanyak di perkotaan, seperti Bandung, Bekasi, dan Depok. "Faktor kepadatan penduduk turut memengaruhi penyebaran penyakit, dengan jarak terbang nyamuk yang mencapai 100 m, seekor nyamuk Aedes aegypti dapat menggigit sampai beberapa orang," jelasnya.

Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman (PLP) Dr. Wahyu R.M. Surya Saputra menambahkan, jika suatu daeran terserang DBD maka dicurigai akan timbul penyakit chikungunya. Hal ini terjadi karena nyamuk yang membawa kedua penyakit ini adalah nyamuk yang sama dengan membawa virus berbeda. "Jika DBD menyerang pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian maka chikungunya menyerang tulang kaki sehingga sendi melemah," katanya.

Sejak 2006, penyakit chikungunya ditemukan secara sporadis di beberapa wilayah di antaranya Kab. Indramayu, Kota Bandung, Kab. Majalengka, Kab. Bandung, dan Kota Depok. Pada 2007, daerah yang terinfeksi penyakit ini pun bertambah, dari 25 kabupaten/kota di Jabar, 13 di antaranya mendeteksi adanya warga yang terserang penyakit ini. Walaupun tidak terdapat korban jiwa, penyakit ini telah menginfeksi 822 orang. Pada Januari 2008, jumlah kasus yang tercatat mengalami peningkatan menjadi 1.174 kasus dengan jumlah penderita terbesar di Kab. Sukabumi dengan 211 kasus.

Perubahan pola hujan memengaruhi penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit. Hujan mencemari air dengan cara memindahkan kotoran manusia dan hewan ke air tanah, organisme yang ditemukan antara lain kriptosporodium, giardia, dan Escherichia coli sebagai penyebab diare. Penularan penyakit saluran cerna seperti diare bukan hanya melalui kontaminasi air, tetapi juga dapat meningkat akibat suhu tinggi, melalui efek langsung pada pertumbuhan organisme di lingkungan.

Volume air hujan berlebih mengakibatkan banjir. Oleh karenanya, penyakit menular seperti leptospirosis (akibat kontaminasi air dengan kotoran tikus) dan diare mengintai masyarakat.

Panjangnya musim kemarau mengancam terjadinya gagal panen dan produksi panen menurun. Akibatnya, masyarakat terancam kekurangan pangan dan kelaparan yang mengarah pada terjadinya penyakit dan malnutrisi, berujung pada peningkatan kerentanan individu terhadap penyakit.

Suhu yang lebih tinggi meningkatkan pembentukan polutan udara selain karbondioksida. Gas yang berasal dari pembakaran bahan bakar seperti minyak dan batu bara menambah polusi udara. Paparan polutan memperberat penyakit kardiovaskular dan pernapasan sehingga menyebabkan kematian dini.

Infeksi yang menyerang saluran pernapasan mulai dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan), kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli, dan paru disebabkan virus, bakteri, dan riketsia. Di antara beberapa penyakit yang tergolong ISPA, pneumonia merupakan jenis yang paling mendapat perhatian karena menyerang anak-anak pada usia balita.

Berdasarkan data Dinkes Jabar, jumlah kasus pneumonia menyerang 216.281 balita dengan tingkat insiden 5,19% dan menurun pada 2007 menjadi 4,28% dengan jumlah 195.691 kasus. Kasus pneumonia banyak ditemui di Kab. Karawang, Kota Bandung, Indramayu, dan Kota Cirebon.

Jika memiliki tekad untuk membantu menjaga kesehatan masyarakat, siapa pun memiliki peran mencegah terjadinya efek negatif perubahan iklim akibat pemanasan global terhadap kesehatan. Bersama dokter dan praktisi kesehatan, masyarakat dapat membantu mengurangi dampak secara langsung dengan meningkatkan pelayanan kesehatan primer. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pengawasan kesehatan masyarakat, surveilans penyakit dan kontrol program yang lebih baik, vaksinasi sebagai pencegahan, dan edukasi kesehatan kepada masyarakat.

Bagi masyarakat kelas bawah, perubahan iklim dan dampaknya menjadi hal yang jauh dari angan-angan. Padahal, ketika terjadi perubahan iklim, mereka yang paling terkena dampaknya dan lebih menderita.

Dengan perubahan iklim, memaksa terjadinya perubahan pola hidup dan peradaban manusia agar memerhatikan lingkungan dan hal lain yang tidak bertentangan dengan hukum alam.

Mencegah dampak pemanasan global terhadap kesehatan manusia dapat dimulai dengan memelihara lingkungan hidup, dan diawali diri sendiri untuk keberlangsungan kehidupan di masa mendatang.
Sumber :
http://pikiran-rakyat.com

Waspadai Peningkatan Epidemik Penyakit Akibat Global Warming

Berbagai penyakit, baik infeksi maupun penyakit menular berpotensi meningkat akibat pengaruh kenaikan suhu bumi atau global warming. Indonesia perlu mewaspadainya.

Sebagai negara tropis Indonesia akan mengalami peningkatan berbagai penyakit seperti malaria, diare, flu burung, sampai penyakit akibat pencemaran lingkungan.

"Peningkatan suhu bumi memiliki dampak terhadap kesehatan penduduk bumi. Dampaknya bisa langsung atau tidak langsung," ungkap guru besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof Umar Fahmi Ahmadi.

Umar menyampaikannya dalam diskusi di kantor PB Ikatan Dokter Indonesia, Jl GSSY Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2007).

Menurut Umar, peningkatan suhu bumi disebabkan tiga faktor, yaitu jumlah manusia yang terus bertambah, semakin majunya masyarakat dalam mengkonsumsi energi, serta efek rumah kaca (greenhouse gases effect). Sedangkan, dampak pada kesehatan bisa dirasakan langsung dan tidak langsung.

Dampak langsung, yaitu perubahan iklim seperti gelombang panas dan musim dingin yang ekstrim. Gelombang panas dapat membuat jantung berpacu lebih keras guna mendinginkan tubuh yang bisa menyebabkan kematian. "Sebab suhu nyaman bagi manusia sekitar 20 sampai 25 derajat celsius," katanya.

Dampak langsung lainnya, kata dia, peningkatan kasus Asthma serta kanker kulit.

Sementara dampak tidak langsung, lanjut Umar, adanya perubahan penyakit yang ditularkan nyamuk atau vector borne diseases. Hal ini disebabkan perubahan bionomik nyamuk. Misalnya, nyamuk Anopheles, penular malaria yang hidup di atas 15 derajat celsius, dengan peningkatan suhu atau kelembaban suhu, prilakunya akan semakin beringas untuk melakukan perkawinan.

"Biasanya sehabis mengadakan perkawinan, prilaku atau keinginan menggigit manusia atau binatang semakin meningkat juga," ujarnya.

Dijelaskan Umar, nyamuk-nyamuk ini akan bermigrasi ke wilayah yang lebih tinggi atau di negara subtropis, di mana.
Suhu 20 hingga 30 derajat Celsius dengan
kelembaban di atas 60 persen merupakan suhu ideal bagi kehidupan nyamuk.

Menular 2 Kali Lipat

Diperkirakan, bila suhu meningkat 3 derajat celsius pada tahun 2100, maka akan terjadi peningkatan proses penularan penyakit yang ditularkan nyamuk sebanyak dua kali lipat. Misalnya, malaria, demam berdarah dengue, chikungunya, radang otak, filariasis, Avian Influenza, SARS, west nile virus dan hantaman virus. Penyakit ini diduga akan meningkat penularannya ke sejumlah negara subtropik.

Belum lagi bila pemanasan global ini menyebabkan bencana banjir, yang akan meningkatnya sejumlah penyakit akibat dibawa air seperti kolera, diare,
typhoid, parasit, atau leptospirosis.

Belum lagi berbagai penyakit tidak menular yang diakibatkan pencemaran lingkungan bahan toksin.

Untuk itulah, menurut Umar, sudah menjadi keharusan bagi semua pihak dalam berpartisipasi mencegah global warming.

Pemerintah perlu membuat perencanaan strategis yang bisa memberi pencegahan atau meminimalisir dampak pemanasan global dari aspek kesehatan masyarakat.

Umar menambahkan, dengan menggunakan teori simpul, manusia bisa melakukan pengurangan dampak pada simpul-simpul patogenises kejadian penyakit, yaitu
di lingkungan sekitar manusia dan manusianya itu sendiri.

Diakuinya, ada beberapa penyakit menular, seperti malaria yang bisa dikendalikan, tapi ada penyakit lainnya yang belum memiliki teknik diagnostik dan pengobatannya sangat sulit.

"Upaya preventif dan promotif pada area penyakit tidak menular seringkali dianggap bukan wewenang sektor kesehatan. Jadi diperlukan alokasi sumber
daya sektor kesehatan untuk menciptakan lingkungan yang sehat," katanya.

PEMANASAN GLOBAL: PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN

Talkshow Sudut Bidik Iptek yang tayang di QTV dan TV Swara pada episode ini akan membahas Pemanasan Global : Pengaruhnya Terhadap Kesehatan, yang dibahas oleh narasumber Prof. Amin Soebandrio,PhD, SpMK (Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pangan dan Kesehatan) bersama Dr. Wan Alkadri, Msc (Direktur Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan).
Pada awal pembicaraan, Bapak Amin Soebandrio menjelaskan secara singkat Pemanasan Global (Global Warming) yang semakin dirasakan oleh masyarakat, terjadi disebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Hal ini terjadi karena bumi menyerap lebih banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke atmosfer (ruang angkasa), sehingga sinar matahari terperangkap yang menyebabkan terjadinya peningkatan emisi gas. Hal ini akan menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan kutub es.

Pak Wan Alkadri menjelaskan yang paling nyata dampak pemanasan global, antara lain kerusakan lingkungan (banjir, kebakaran hutan, dll). Hal ini berdampak terhadap kesehatan manusia, misalnya kwalitas air yang kita minum, udara yang kita hirup, makanan yang kita makan. Banyak penyakit yang ditimbulkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global, diantaranya penyakit lama timbul kembali, misalnya penyakit Malaria yang wilayah penyebarannya makin meluas.Hal ini diperkuat oleh Pak Amin mengingat nyamuk berkembang biak pada suhu lembab dan panas, maka dengan bertambahnya nyamuk, maka kontak dengan manusia juga bertambah.

Pak Amin juga menjelaskan dampak pemanasan global secara langsung (mis. pada suhu panas membuat manusia rentan sakit) dan dampak tidak langsung (mis. meningkatnya penyakit menular, antara lain : malaria, DBD,penyakit yang ditularkan melalui udara, melalui air) serta dampak jangka panjang, mis. perubahan tinggi air yang dapat mengakibatkan persediaan air bersih menurun, daerah yang kaya jadi miskin, yang dapat menimbulkan terjadinya konflik, dan kemudian menimbulkan masalah psikologi, mis. stress.

Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim, diantaranya ebola, flu burung, dll penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, menurut Pak Wan adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memadai.

Menurut Pak Amin, ada 4 bidang penelitian kesehatan, yaitu (1)di bidang gizi, ketersediaan pangan, (2)pengembangan obat-obatan, termasuk obat tradisional, (3)pengendalian penyakit : penyakit menular dan tidak menular, mis. typus; penyakit degeneratif, mis. penyakit jantung, paru-paru. Biasanya yang paling mudah kena adalah yang paling sensitif yaitu bayi dan orang tua, dan (4)upaya untuk mampu memproduksi alat-alat kesehatan, mis alat deteksi penyakit menular sejak dini.

Selanjutnya pak Amin juga menjelaskan salah satu langkah pencegahan melalui Sistem Bio Informatika, yaitu penanganan perubahan dengan mengadakan peringatan dini sebelum terjadi wabah, maka diharapkan wabah penyakit dapat dicegah.
Dari sisi kesehatan lingkungan, salah satu upaya yang dilakukang oleh Depkes adalah Mengembangkan Desa Sehat, yang diharapkan masyarakat tau mengatasi permasalahan yang timbul. Kemudian mencari sumber CO2 yaitu pemakaian energi. Untuk itu, Depkes mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan, antara lain memakai pengamanan vaksin (dulu memakai minyak tanah, sekarang memakai tenaga surya) serta mengubah perilaku masyarakat (menghemat pemakaian minyak tanah yaitu dengan meminum air minum isi ulang).

Mengakhiri pembicaraan, Pak Wan menyampaikan bahwa kondisi dan strategi program kesehatan yang kita kembangkan masih relevan. Dilanjutkan oleh Pak Amin, bahwa kita dapat mengendalikan perubahan yang terjadi akibat pemanasan global dengan mengendalikan sumbernya pada transportasi, pertanian, dlll sehingga efek rumah kaca menurun, serta kita dapat mencegah dengan memelihara lingkungan hidup, yang dimulai dari diri kita sendiri.
Sumber :
www.ristek.go.id/

PEMANASAN GLOBAL: PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN

Talkshow Sudut Bidik Iptek yang tayang di QTV dan TV Swara pada episode ini akan membahas Pemanasan Global : Pengaruhnya Terhadap Kesehatan, yang dibahas oleh narasumber Prof. Amin Soebandrio,PhD, SpMK (Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pangan dan Kesehatan) bersama Dr. Wan Alkadri, Msc (Direktur Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan).
Pada awal pembicaraan, Bapak Amin Soebandrio menjelaskan secara singkat Pemanasan Global (Global Warming) yang semakin dirasakan oleh masyarakat, terjadi disebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Hal ini terjadi karena bumi menyerap lebih banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke atmosfer (ruang angkasa), sehingga sinar matahari terperangkap yang menyebabkan terjadinya peningkatan emisi gas. Hal ini akan menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan kutub es.

Pak Wan Alkadri menjelaskan yang paling nyata dampak pemanasan global, antara lain kerusakan lingkungan (banjir, kebakaran hutan, dll). Hal ini berdampak terhadap kesehatan manusia, misalnya kwalitas air yang kita minum, udara yang kita hirup, makanan yang kita makan. Banyak penyakit yang ditimbulkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global, diantaranya penyakit lama timbul kembali, misalnya penyakit Malaria yang wilayah penyebarannya makin meluas.Hal ini diperkuat oleh Pak Amin mengingat nyamuk berkembang biak pada suhu lembab dan panas, maka dengan bertambahnya nyamuk, maka kontak dengan manusia juga bertambah.

Pak Amin juga menjelaskan dampak pemanasan global secara langsung (mis. pada suhu panas membuat manusia rentan sakit) dan dampak tidak langsung (mis. meningkatnya penyakit menular, antara lain : malaria, DBD,penyakit yang ditularkan melalui udara, melalui air) serta dampak jangka panjang, mis. perubahan tinggi air yang dapat mengakibatkan persediaan air bersih menurun, daerah yang kaya jadi miskin, yang dapat menimbulkan terjadinya konflik, dan kemudian menimbulkan masalah psikologi, mis. stress.

Ada 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim, diantaranya ebola, flu burung, dll penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, menurut Pak Wan adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang memadai.

Menurut Pak Amin, ada 4 bidang penelitian kesehatan, yaitu (1)di bidang gizi, ketersediaan pangan, (2)pengembangan obat-obatan, termasuk obat tradisional, (3)pengendalian penyakit : penyakit menular dan tidak menular, mis. typus; penyakit degeneratif, mis. penyakit jantung, paru-paru. Biasanya yang paling mudah kena adalah yang paling sensitif yaitu bayi dan orang tua, dan (4)upaya untuk mampu memproduksi alat-alat kesehatan, mis alat deteksi penyakit menular sejak dini.

Selanjutnya pak Amin juga menjelaskan salah satu langkah pencegahan melalui Sistem Bio Informatika, yaitu penanganan perubahan dengan mengadakan peringatan dini sebelum terjadi wabah, maka diharapkan wabah penyakit dapat dicegah.
Dari sisi kesehatan lingkungan, salah satu upaya yang dilakukang oleh Depkes adalah Mengembangkan Desa Sehat, yang diharapkan masyarakat tau mengatasi permasalahan yang timbul. Kemudian mencari sumber CO2 yaitu pemakaian energi. Untuk itu, Depkes mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan, antara lain memakai pengamanan vaksin (dulu memakai minyak tanah, sekarang memakai tenaga surya) serta mengubah perilaku masyarakat (menghemat pemakaian minyak tanah yaitu dengan meminum air minum isi ulang).

Mengakhiri pembicaraan, Pak Wan menyampaikan bahwa kondisi dan strategi program kesehatan yang kita kembangkan masih relevan. Dilanjutkan oleh Pak Amin, bahwa kita dapat mengendalikan perubahan yang terjadi akibat pemanasan global dengan mengendalikan sumbernya pada transportasi, pertanian, dlll sehingga efek rumah kaca menurun, serta kita dapat mencegah dengan memelihara lingkungan hidup, yang dimulai dari diri kita sendiri.

Dampak Global Warming dI Iindonesia Mulai Terasa

Banda Aceh, 30 Juni 2007 15:52
Indonesia mulai merasakan dampak pemanasan global (global warming) yang dibuktikan dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi.

"Sudah banyak ditemukan dampak pemanasan global di Indonesia," kata koordinator kampanye bidang iklim dan energi World Wild Fund (WWF) Indonesia, Verena Puspawardhani di Banda Aceh, Sabtu (30/6).

Dampak pemanasan global itu di antaranya, terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.

Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.

"Pemanasan global juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. setiap tahunnya di Indonesia semakin banyak pasien penderita penyakit ini," kata Verena.

Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.

Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.

Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global.

Pemanasan global disebabkan kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.

"Karena itu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan globala adalah melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan," katanya.

Verena menambahkan, pemerintah harus didesak untuk menggunakan energi terbarukan seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.

Sumber :
http://www.gatra.com/

Global warming, apa dan mengapa ?

Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 - yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).


Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.

Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.

Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 - 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb - 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.

Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini.

sumber : langitselatan.com

Rabu, 09 Juli 2008

Langkah Sederhana Mencegah Masuk Angin

Meski istilah masuk angin tidak dikenal di dunia medis, namun gangguan tubuh yang satu ini kerap datang dan mengganggu aktivitas.

Perasaan tidak nyaman disertai kembung, mual, muntah, perut melilit, sukar bersendawa, atau gangguan buang air besar adalah gejala yang umum dirasakan ketika masuk angin.

Sebagai tindak pencegahan agar terhindar dari semua keluhan tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :

  1. Memenuhi pola makan empat sehat lima sempurna agar kebutuhan tubuh akan zat-zat penting seperti gizi dan vitamin dapat terpenuhi. Yang penting adalah tidak menunda makan, bila sudah waktunya segeralah beranjak mengisi perut. Bila perlu Anda juga bisa mengonsumsi suplemen atau multivitamin yang cocok.
  2. Lakukan gerak tubuh atau olahraga secara rutin, tak perlu melakukan olahraga berat atau memakan banyak biaya. Jogging, jalan kaki selama beberapa menit atau lompat tali pun sudah dirasa cukup asal dilakukan secara berkala.
  3. Gunakan waktu istirahat atau waktu tidur semaksimal mungkin agar kebugaran tubuh dapat terjaga. Bagi orang dewasa waktu tidur yang cukup paling tidak tujuh sampai delapan jam sehari. Selain tubuh menjadi lemas, istirahat yang kurang tentu akan membuat daya tahan tubuh menurun.
  4. Usahakan untuk tidak berlama-lama berada di tempat yang terkena hembusan angin langsung seperti di depan kipas, pendingin ruangan atau di dekat jendela mobil yang terbuka. Gunakan jaket jika Anda memang harus berada di tempat itu.
  5. Gunakanlah payung atau jaket anti air saat hujan, jangan pernah membiarkan tubuh basah terkena air untuk waktu yang lama. Segera minum cairan hangat seperti telur atau jahe agar tubuh kembali hangat.
  6. Bagi Anda yang naik motor, gunakan jaket yang cukup tebal untuk menahan angin, atau bisa juga menggunakan pelindung dada yang banyak dijual di pasaran.
  7. Terakhir jika hendak bepergian jauh pastikan tubuh Anda selalu hangat, langkah ini bisa dilakukan dengan menggunakan jaket atau menempelkan koyo pada bagian dada dan perut.
Sumber : www.depkes.go.id

Banyak Keringat Belum Tentu Sehat

Zaman dulu, ada jargon �berkeringat itu sehat� yang sampai kini masih dipercaya banyak orang. Padahal, jargon itu berasal dari negara sub tropis, itu pun di musim dingin (salju).

Saat itu, orang �dipaksa� berkeringat dan rajin berolahraga, supaya lebih sehat dan tidak kedinginan. Tetapi di negara tropis, tanpa olahraga pun, tubuh sudah berkeringat. Dalam keadaan berkeringat badan pun terasa tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan jatuh sakit.

Salah satu penyakit yang dapat datang akibat kebanyakan keringat adalah pneumonia. Pneumonia (long ontsteking, radang paru-paru atau paru-paru basah) dewasa ini begitu populer, karena sering muncul sebagai komplikasi penyebab kematian pada penderita flu burung.

Pneumonia juga menjadi pemicu komplikasi dan penyebab kematian dari penyakit campak dan influenza, terutama pada anak anak.Terjadinya pneumonia sebagai komplikasi dan penyebab kematian penyakit lain ini sebenarnya dapat dicegah, jika tubuh tidak terganggu dalam menjalankan salah satu tugas pentingnya.

Tugas penting itu ialah pekerjaan yang biasa dilakukan sel-sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan. Tiap sel mempunyai kira-kira 200 silia (sejenis rambut yang sangat halus) dan mengeluarkan cairan encer di permukaannya. Silia itu bergerak secara teratur 10 - 20 kali per detik tanpa henti, menyapu cairan dengan kecepatan 1 cm per menit menuju tenggorokan, untuk kemudian tanpa disadari ditelan.

Normalnya, debu, kuman, asap, dan sejenisnya akan melekat pada cairan, lalu disapu bersih dari saluran pernapasan. Selain itu, cairan tersebut juga menjaga agar saluran napas selalu basah.

Nah, terlalu banyak mengeluarkan keringat, akan menyebabkan cairan itu menjadi kering dan lengket, sehingga tidak dapat dialirkan dan mengumpul menjadi dahak, plus menyumbat saluran napas. Saluran napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas dan batuk. Lalu, berkembangbiaknya kuman-kuman dapat menyebabkan penyakit bronkhitis dan paru-paru basah.

Untuk penyembuhan jangka pendek bisa dengan mengencerkan dan mengeluarkan dahak menggunakan alat dan obat, atau biasa dikenal dengan �inhalasi uap�. Masalahnya, sampai kapan dahak akan terus diencerkan dan disedot lewat inhalasi ?

Ada cara yang lebih rasional dan bersifat jangka panjang, fisiologis dan mudah, yakni dengan mencegah keluarnya keringat secara berlebihan. Minum banyak pun akan sia-sia, kalau ruangannya masih pengap, karena akan keluar lagi melalui keringat. Maklum, udara di negara tropis sangat lembab (banyak mengandung uap air) sehingga kita sangat mudah berkeringat.

Uap air yang keluar ketika mengeluarkan napas mencapai 11 kali lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihisap ketika menarik napas. Jadi, dalam ruangan yang ventilasinya kurang, udara akan makin bertambab lembab, bertambah Co2 dan berkurang oksigennya, sehingga badan menjadi sangat lemah, penyakit pun merajalela.

Untuk mengatasinya, ruangan tidak ber-AC haruslah selalu terbuka agar udara segar dari luar bisa masuk. Kipas angin tidak ada gunanya kalau tidak ada udara segar dari luar yang masuk ke dalam ruangan.

Hindari asap rokok yang mengandung banyak monoksida yang tidak dapat dibersihkan oleh AC dan mengalahkan oksigen masuk ke dalam sel darah.

Jadi, tinggal pilih, mau penyelesaian jangka pendek atau jangka Panjang ?

sumber : www.depkes.go.id

Minyak Kelentik / Minyak Kelapa Jadi Obat ?

Dulu emak-emak kita memakai minyak kelapa sebagai minyak goreng, plus minyak rambut si buyung-upik. Namun, begitu minyak sawit datang, era minyak kelapa seolah-olah tamat.

Eh, tiba-tiba saja kini minyak kelapa datang lagi. Bukan sebagai minyak goreng atau minyak rambut, tapi berbaju obat.

Namanya pun lebih keren, virgin coconut oil. Sebagian orang menyingkatnya menjadi vico, lainnya lebih singkat, VCO. Sebagai bahan yang dipercaya dapat menyembuhkan, ia menawarkan banyak kekaguman.

"Sebelum minum vico, saya punya kencing manis dan kolesterol. Tapi setelah minum, kolesterol saya sekarang 190 mg/dl, gula darah sekarang di bawah 140 mg/dl. Dulu saya cepat lelah dan gampang pegal-pegal. Sekarang enggak lagi," ujar Susiawan Tari yang mengaku telah minum vico selama tujuh bulan.

Masih ada lagi, vico pandai menghalau flu, menyegarkan badan, menyembuhkan keputihan, seriawan, dan luka luar. "Sekarang seisi rumah saya memakai vico. Suami, anak, pembantu, semuanya minum vico. Makanya, kotak obat saya isinya sekarang ya vico ini," tambahnya bersemangat. "Efek sampingannya enggak ada. Tapi manfaatnya jelas!"

Begitu cintanya pada kelapa, belakangan ia pun mengubah pola makan-minumnya. "Selain tetap minum vico, sekarang ke mana pun saya pergi, minumnya kelapa muda terus."

Pengalaman serupa juga dialami Benny (55), karyawan perusahaan multinasional. Sebelumnya, kadar gula darahnya pernah mencapai 700 mg/dl. Jauh dari batas normal. Selain itu, pembuluh jantungnya pernah "ditiup" dan dipasangi cincin (stent) di dalamnya.

Biasanya dalam sebulan, ia harus menebus obat-obatan sekitar Rp 2 jutaan. Namun, meski sudah minum obat, setiap bangun pagi dada kirinya masih terasa sesak. Setelah minum vico, ia bisa mengucapkan selamat tinggal pada keluhan sesak di dada. Terakhir, saat check-up, kadar gula darahnya tak lebih dari 160 mg/dl.

Kontroversi lemak jenuh

  • Entasnya minyak kelapa dari wajan goreng ke lemari obat jelas bukan tanpa kontroversi. Pasalnya, kandungan paling besar dalam minyak kelapa adalah asam laurat. Ini golongan asam lemak jenuh (saturated fatty acid).

Sebagaimana diketahui, lemak jenuh selama ini dituding sebagai kambing hitam berbagai masalah kesehatan kardiovaskuler, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol.

American Heart Association (AHA) mengeluarkan "fatwa" bahwa konsumsi lemak tak boleh lebih dari 30% dari total kalori. Sementara asupan lemak jenuhnya tak boleh lebih dari 10%. Hingga sekarang, fatwa itu belum dicabut, dan masih dipakai sebagai pegangan di kalangan ahli gizi.

Memang, minyak nabati tidak mengandung kolesterol, karena kolesterol hanya diproduksi oleh hewan dan manusia. Namun, menurut AHA, konsumsi lemak jenuh yang berlebihan bisa merangsang hati untuk memproduksi kolesterol lebih banyak.

Padahal, kalangan prokelapa menganggap kandungan asam lemak jenuh inilah yang bertanggung jawab terhadap aktivitas minyak kelapa sebagai obat. Murray Price, dokter naturopati penulis buku Coconut Oil for Your Health (diterjemahkan oleh Prestasi Pustaka Publisher dengan judul Terapi Minyak Kelapa) menepis pandangan itu dengan mengusung berbagai penelitian.

Argumen pertama, memang betul komponen utama minyak kelapa (sekitar 92%) itu asam lemak jenuh. Beberapa di antaranya asam laurat (48%), asam kaprat (7%), asam kaprilat (8%), dan asam kaproat (0,5%). Namun, Price berang jika asam-asam lemak ini dipukul rata dimasukkan ke dalam kelompok lemak jahat. Dalam argumennya, ia membedakan lemak jenuh menjadi dua kelompok: rantai panjang dan rantai sedang-pendek. Menurut dia, yang meningkatkan risiko gangguan kardiovaskuler adalah yang berantai panjang (jumlah cincin karbon lebih dari 17). Sumber utamanya adalah lemak hewani.

Sedangkan komponen utama minyak kelapa tidak lain asam lemak rantai sedang. Asam laurat punya 12 atom karbon; asam kaprat 10; asam kaprilat 8; dan asam kaproat 6. Menurut dia lagi, lemak kelas ini sama sekali berbeda. Di dalam usus, lemak-lemak ini mudah diserap karena ukuran molekulnya tidak terlalu besar seperti lemak rantai panjang.

Di dalam peredaran darah, lemak rantai sedang ini segera masuk ke dalam metabolisme energi. Dia tidak ditimbun menjadi jaringan lemak ataupun dimetabolisme menjadi kolesterol. Dalam pencernaan, lemak-lemak ini tidak membebani kerja pankreas, sebagaimana gula-gulaan. Karena itulah, masih menurut Murray Price, minyak kelapa bukan hanya tidak melejitkan kadar gula darah, tapi juga sumber energi yang cocok buat penderita diabetes.

Ibarat bensin, ia bensin beroktan tinggi. Karena nilai oktannya tinggi, ia bisa merangsang metabolisme energi. Salah satu hasilnya, proses ini akan mencegah penimbunan jaringan lemak penyebab obesitas. Karena alasan inilah, vico dipercaya bisa mengatasi problem kegemukan.

Sebagai argumen, Price mengutip studi epidemiologis pada masyarakat kawasan Pasifik. Secara tradisional mereka menjadikan kelapa sebagai makanan utama. Bahkan di wilayah tertentu, konsumsi lemak kelapa bisa sampai 60% dari total kalori. Meski begitu, angka kejadian penyakit kardiovaskuler maupun obesitas pada masyarakat tradisional lebih rendah daripada mereka yang sudah bermigrasi dan menjalani gaya hidup modern.

Antimikroba

  • Di samping bisa mengurangi risiko terjadinya penyakit- penyakit degeneratif, menurut Price, minyak kelapa juga merupakan antibiotik alami yang bisa diandalkan.

Ia pun menguatkan pendapatnya ini dengan mengutip banyak penelitan.

Menurut dia, asam laurat paling poten melawan bakteri dan virus yang membran selnya berlapis lemak (lipid coated microorganism). Di antaranya, bakteri Helicobacter pylori (penyebab tukak lambung), virus influenza, herpes, hepatitis C, cytomegalovirus, bahkan HIV. Sedangkan asam kaprilatnya efektif menghalau jamur kandida (penyebab keputihan pada wanita).

Untuk menguatkan ini, ia menceritakan pengalaman Chris Dafoe, seorang penderita HIV/AIDS asal Indiana, Amerika Serikat, yang sembuh setelah makan kelapa setiap hari. Tak lupa ia pun mengutip hasil penelitian awal Cornardo Dayrit, farmakolog dari University of the Philippines tentang pengaruh monolaurin terhadap virus HIV.

Namun, dr. Zunilda S. Bustami, MS, Sp.FK, farmakolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menggarisbawahi cara mengambil kesimpulan semacam ini. Menurut dia, suatu zat yang punya aktivitas antimikroba di tingkat laboratorium, tidak berarti pasti punya aktivitas serupa saat diminum. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Misalnya saja, zat itu tidak bisa sampai ke tempat kerja yang dituju dalam kadar yang cukup.

Zunilda memberi contoh isoprinosin. Obat ini dalam pengujian laboratorium punya kemampuan menekan pertumbuhan virus. Saking hebatnya penemuan ini, sampai sang penemu mendapatkan hadiah Nobel. Namun, ternyata obat ini gagal sebagai antivirus pada manusia.

"Alkohol 70% juga punya aktivitas antimikroba, tapi kita �kan enggak mungkin minum alkohol untuk mengobati infeksi," katanya menganalogikan. Meski demikian Zunilda membenarkan manfaat minyak kelapa sebagai antiseptik lokal (pemakaian luar).

Tanpa menyangkal bahwa buah kelapa adalah makanan yang baik, Zunilda berpendapat lain. Secara tata krama ilmiah, penelitian-penelitian itu belum cukup dijadikan dasar menjadikan minyak kelapa sebagai obat dalam pengertian kedokteran. "Kalau sebagai jamu, ya monggo saja. Semua orang berhak percaya apa saja. Minum urine sendiri pun silakan," lanjutnya.

Untuk menyimpulkan bahwa kelapa memang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit tadi, harus dilakukan uji klinis pada manusia. Tujuannya jelas, untuk memastikan bahwa kesembuhan itu benar-benar disebabkan oleh minyak kelapa. Bukan karena sugesti, faktor kebetulan, atau (dalam istilah Michel de Montaigne, (penulis Prancis yang ucapannya sering dikutip farmakolog) karena doa neneknya.

Dalam pandangan Zunilda, penelitian-penelitian tentang kelapa lebih banyak mengarah kepada fungsinya sebagai nutrisi, bukan sebagai obat. Ia menyarankan, alangkah bagusnya jika riwayat medis para pemakai minyak kelapa ini didokumentasikan. Sehingga, nantinya bisa menjadi case report, bukan sekadar testimoni orang per orang.

Tentang konsumsi kelapa sebagai makanan, Zunilda menambahkan, "Semua jenis lemak sebenarnya kita butuhkan. Kolesterol kita butuhkan. Lemak jenuh pun kita butuhkan." Ia mengambil contoh orang Padang yang terbiasa memasak dengan santan kelapa. "Enggak masalah. Asal jangan kelewat banyak aja," tambahnya. Kalau dijadikan obat, Zunilda berpendapat, "Saya memakai logika saja. Kalau suatu penyakit sudah ada obatnya yang jelas, mengapa kita harus menggunakan sesuatu yang belum jelas," timpalnya.

Walhasil, memang susah jadi orang awam! Jika para ahli bersilang pendapat, kita pun ikut dibuat bingung. Di mana saja, jika gajah bertarung sama gajah, pelanduk memang selalu mati di tengah-tengah. Tolong !

Dari Nutrisi Ke Komoditi

  • Mendengar namanya, mungkin Anda akan membayangkan vico berwarna kuning seperti minyak kelentik yang kita kenal dulu. Sama sekali tidak.

Vico tidak berwarna, juga tidak berasa. Hanya, ia masih mengandung aroma minyak. Namanya juga minyak kelapa.

Bentuknya cair tetapi lebih encer dibandingkan dengan minyak goreng. Ketika diminum, yang terasa hanya aroma minyaknya. Tempo dulu, nenek kita membuat minyak kelentik dengan cara memanaskan santan berjam-jam. Tapi kini dengan sedikit rekayasa teknik, minyak kelapa bisa dibuat tanpa perlu berpanas-panas di depan tungku. Hasilnya, minyak kelapa yang masih perawan dan antitengik meski disimpan selama lima tahun.

Di pasaran ada beberapa produk virgin coconut oil dari produsen yang berbeda-beda. Salah satunya, produk vico yang dihasilkan oleh Laboratorium Kimia-Fisika Universitas Gadjah Mada. Dari etiket di kemasannya, vico ini dianjurkan untuk diminum tiga kali sehari, masing-masing sesendok makan. Jumlah ini kira-kira setara dengan separuh kelapa utuh.

Di AS komponen minyak kelapa ini dimurnikan dan tersedia sebagai suplemen yang diklaim bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Di luar urusan pengobatan, vico telah menjadi komoditi ekspor negara-negara tropis penghasil kelapa, termasuk Indonesia. Di industri minyak kelapa ini dimurnikan, selanjutnya digunakan dalam pembuatan produk-produk kosmetik, seperti misalnya sabun dan krim. *

Sumber : www.depkes.go.id