Jumat, 21 November 2008

Pantang Asam Urat, Seperti Apa?

Oleh: Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum

Serba salah. Begitu perasaan seorang ibu pengidap asam urat. Makan sembarangan, jempol kaki dan tumit jadi nyeri seperti tertusuk. Pantang macam-macam makanan, takut kekurangan gizi. Apa pula beda penyakit asam urat dan rematik?

Kasus:

"Dokter, saya sudah beberapa tahun dinyatakan asam urat tinggi (lebih dari 9). Kadang-kadang ada rasa nyeri tertusuk dijempol kaki dan atas tumit sehabis makan hati dan ampela ayam. Bukan itu saja yang menimbulkan penyakit asam urat saya kumat. Habis makan sayur dan kacang, jadi kumat juga. Saya sekarang jadi takut makan apa-apa, dan mulai ’mutih’ saja. Lama-kelamaan, karena pantang macam-macam makanan, saya takut malah kekurangan gizi. 1) Dokter, apa saja yang harus saya pantang supaya asam urat tidak kumat dan saya tak sampai kekurangan gizi? 2.) Apa bedanya penyakit asam urat dengan penyakit rematik? Terima kasih."

(Ny.Hfs., Bekasi)

Jawaban:

Saya prihatin dengan yang Anda alami selama ini. Seharusnya tidak perlu sampai “mutih” begitu. Karena tentu jauh lebih banyak bahan makanan, termasuk sayur-mayur dan bebuahan, yang boleh dikonsumsi pengidap asam urat tinggi dibanding yang perlu dipantang.

Normal, dalam tubuh ada asam urat juga, tetapi kadarnya terbatas saja. Baru apabila asam urat melebihi normal (lebih dari 7), orang dikategorikan mengidap asam urat tinggi. Artinya, metabolisme purin dalam tubuhnya terganggu.

Metabolisme purin terganggu bisa karena asupan bahan makanan dengan purin tinggi yang sangat berlebihan, atau bisa juga karena pengeluaran asam urat terhambat. Pada orang jenis yang begini, kendati asupan purin tidak berlebih, asam urat darah tetap saja tinggi.

Bisa juga sebab keduanya. Asupan purin berlebihan, dan pengeluaran asam uratnya terhambat.

Apa pun penyebabnya, asam urat dalam darah yang dibiarkan tinggi, bisa buruk akibatnya. Selain menimbulkan keluhan nyeri pada sendi dan otot, asam urat berlebihan juga membentuk kristal urat batu kemih. Adakalanya, meski asam urat darah tinggi, belum tentu muncul keluhan. Oleh karena itu, asam urat yang tidak begitu tinggi pun harus diturunkan.

Obatnya Berbeda

Keluhan asam urat menyerupai rematik atau encok. Nama penyakitnya pirai atau gout. Bedanya dengan encok lainnya, pada encok urat biasanya mengenai bagian sendi yang dekat dengan permukaan kulit, sering-sering di sendi jempol kaki. Bagian sendi ini mudah terpapar hawa dingin atau gesekan mekanik. Sepatu kelewat sempit, besoknya jempol bengkak, biasanya encok urat penyebabnya.

Encok lainnya menyerang sendi mana saja. Ada yang simetris kiri dan kanan, ada yang hanya mengenai sendi-sendi besar saja, atau ada juga yang hanya pada sendi-sendi kecil saja.

Beda nyerinya, pada encok urat, nyerinya seperti ditusuk jarum, sampai tidak berani jalan. Encok umumnya seperti nyeri tekan biasa. Sama-sama bengkak, merah meradang, dan bisa disertai demam.

Pada rematik tidak ditemukan asam urat tinggi. Pemeriksaan darah kasus rematik mungkin hanya zat "faktor rematik” saja yang tinggi dalam darah, selain ada unsur darah lainnya, tergantung jenis rematiknya.

Obat untuk encok urat berbeda dengan encok rematik umumnya. Pada encok urat, selain memberi obat pereda nyeri, kadar asam urat dalam darah juga harus diobati agar turun sampai di bawah normal.

Selain itu secara berkala kadar asam urat perlu diperiksa ulang. Mengapa? Sebab pada mereka yang berbakat asam urat, serangan penyakit pirai akan secara periodik berulang.

Obat antiurat hanya menurunkan kadar asam urat yang telanjur berlebihan. Namun, tidak untuk seterusnya kadar asam urat akan terus stabil normal bila tidak pantang makanan.

Sekali sudah kena asam urat, seterusnya wajib pantang semua jenis menu dengan kandungan purin tinggi. Apa sajakah itu?

  • Jenis makanan yang mutlak harus dipantang pengidap asam urat: Udang, ginjal, hati, jantung, ikan sardin, ikan hering, kaldu daging, dan daging angsa.
  • Konsumsi dibatasi: Jenis ikan-ikan lain, daging sapi, daging unggas, jamur, asparagus, bayam, kembang kol, buncis, kacang-kacangan.
  • Bebas dikonsumsi: susu, telur, tempe, oncom, buah dan sayur-mayur lain
  • Yang menghambat pengeluaran asam urat: alkohol, menu berlemak, benda keton (kencing manis), kelaparan (diet ketat).
  • Yang perlu diperbanyak: menu karbohidat, air minum.

Jangan Dipijat

Kapan obat antiurat boleh distop? Setelah kadar asam urat dalam darah mencapai nilai di bawah normal. Mungkin seminggu, mungkin sebulan, mungkin juga perlu waktu lebih lama. Tergantung seberapa tinggi asam urat dalam darah, dan seberapa ketat pantang jenis makanan dengan purin tinggi dilakukan.

Pada waktu penyakit asam urat atau piral atau gout menyerang, sebaiknya tidak memijatnya. Pijatan pada sendi yang ada kristal urat bukannya meredakan keluhan nyeri, malah nyeri akan semakin menjadi-jadi. Mengapa? Karena kristal urat yang tersangkut di sendi menyerupai jarum-jarum halus. Bila sendi yang ada kristal uratnya dipijat, berarti secara mekanis jarum-jarum kristal urat tersebut akan lebih keras menusuk-nusuk permukaan sendi.

Yang berbakat asam urat tinggi juga perlu memperhatikan pola berkemih. Selain banyak minum, tidak menahan kencing, amati pula kemungkinan terbentuknya batu urat di saluran kemih. Oleh karena itu, berkemih harus senantiasa lancar.

Serangan batu urat diawali dengan nyeri atau tidak enak di pinggang. Mungkin disertai demam dan kencing terasa nyeri, selain serangan kolik di perut dan kencing berdarah.

Sama seperti batu kemih lainnya, tergantung lokasi batunya, ada yang bisa keluar spontan dengan sendirinya, ada yang tersangkut di dalam ginjal, dan hanya pembedahan (atau ‘tembak” dengan gelombang ke USWL) yang dapat menyelesaikannya. ***

Mitos dan Fakta Kolesterol

Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol? Kolesterol sesungguhnya dibutuhkan tubuh, tetapi peningkatan kadarnya, terutama jenis yang buruk, yaitu low density lipoprotein (LDL), cukup berpengaruh pada terjadinya PJK.

Kolesterol berperan penting dalam pembentukan membran sel, beberapa hormon, dan vitamin D. Organ hati membuatnya dan menghubungkannya ke pembawa protein yang disebut lipoprotein, yang membuatnya larut dalam darah dan ditransportasikan ke seluruh bagian tubuh.
Agar tak terjebak dengan pengertian yang keliru tentang kolesterol, simak mitos dan fakta kolesterol di bawah ini.


Kolesterol itu jahat
Mitos. Faktanya, kolesterol penting bagi fungsi tubuh. Dr. John Gullota, ketua dari AMA Therapeutics Committee, seperti dikutip Good Health & Medicine, menyatakan sekitar 75 persen dari kolesterol dihasilkan oleh tubuh dan 25 persen diperoleh dari makanan.

Sebagian besar kolesterol dibuat oleh hati dan penting untuk banyak proses, termasuk produksi hormon seks dan vitamin D, serta untuk fungsi otak dan saraf. Kolesterol yang bergabung dengan protein membentuk lipoprotein membantu perjalanan di aliran darah.

Ditambahkan oleh Prof. DR. Made Astawan, MS, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB, meskipun dianggap berbahaya, kolesterol tetap dibutuhkan tubuh. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen atau sekitar 200-300 mg secara normal berasal dari makanan, selebihnya disintesis oleh tubuh.


Semua level kolesterol yang tinggi membuat Anda berisiko terhadap penyakit.
Mitos. Tubuh memerlukan kolesterol untuk membuat membran sel dan hormon. Ada dua macam kolesterol yang mesti diamati, kolesterol baik yaitu HDL, dan kolesterol jahat (LDL).

Kolesterol jahatlah yang membentuk plak di dalam pembuluh arteri dan menimbulkan penyakit jantung. Sebaliknya, kolesterol baik membantu mengeluarkan kolesterol jahat dari darah. Semakin tinggi HDL, akan semakin baik. Semakin rendah LDL juga akan semakin baik.

Diet rendah lemak yang menyehatkan dan olahraga secara alami akan membantu Anda mengelola kolesterol. Pengobatan akan membantu kala diet dan olahraga tidak cukup.


Gejala risiko tinggi kolesterol bisa dilihat.
Mitos. Faktanya, satu dari lima orang Amerika memiliki kolesterol tinggi. Sayang, banyak yang tidak mengetahuinya karena biasanya tanpa gejala.

Beberapa orang hanya mempelajari kalau dirinya memiliki kolesterol tinggi setelah serangan jantung atau stroke.
Belum pasti apakah Anda mengalami risiko tinggi kolesterol? Lakukan pemeriksaan kolesterol rutin setiap lima tahun sekali, dimulai pada usia 20-an.


Pengobatan menjadi satu-satunya cara untuk mengelola risiko tinggi kolesterol.
Mitos. Cara utama untuk mengurangi risiko tinggi kolesterol adalah melalui diet, olahraga, dan pengobatan. Namun, menurut Gullotta, “Lebih baik menurunkan kolesterol secara alami bila Anda bisa melakukannya.” Contohnya, pertahankan berat badan sehat, lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, dan konsumsi makanan sehat dengan mengurangi lemak jenuh hingga kurang dari 7 persen dari kalori harian. Olahraga dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL.

Tip lainnya, konsumsi kolesterol kurang dari 200 mg per hari, kurangi asam lemak trans (minyak hidrogenasi), asup 25-35 gram serat, dan tingkatkan jumlah asam lemak omega-3 dengan makan ikan dan atau suplemen minyak ikan. Bila diet dan olahraga saja tidak cukup menurunkan kolesterol Anda, dokter kemungkinan akan merekomendasikan pemberian obat.


Risiko tinggi kolesterol meningkatkan kemungkinan mengalami diabetes melitus tipe-2.
Fakta. Risiko tinggi kolesterol bisa berperan sebagian dalam perkembangan diabetes tipe-2. Kolesterol baik di bawah 35 mg/dL merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Faktor risiko lainnya adalah kelebihan berat badan, memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, tidak aktif, dan tekanan darah tinggi.

Diabetes tipe-2 seperti risiko tinggi kolesterol, bisa diam-diam. Anda bisa mengetahuinya sampai Anda mengalaminya. Pelajari risiko diabetes Anda. Lakukan pemeriksaan gula darah puasa bila Anda mengalami kelebihan berat badan.


Bila kolesterol total normal, Anda tidak berisiko mengalami serangan jantung atau stroke.
Mitos. Faktanya, meski kolesterol total Anda normal, kurang dari 200 mg/dL, kolesterol LDL yang tinggi atau HDL yang rendah justru akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Itu sebabnya, penting untuk mengetahui seluruh angka-angka kolesterol Anda. Untuk mengurangi risiko penyakit, lakukan pengecekan kolesterol dan ikuti perintah dokter.

Rokok dan alkohol bisa memengaruhi kolesterol Anda.
Fakta. Alkohol dan rokok bisa mengubah kolesterol. Beberapa penelitian menunjukkan alkohol dalam jumlah moderat (sekitar satu gelas per hari bagi wanita atau dua gelas bagi pria) dapat meningkatkan kolesterol baik. Sebaliknya, merokok sudah terbukti bisa menurunkan kolesterol baik.

Bila Anda belum pernah mengonsumsi alkohol sebelumnya, tak perlu memulainya untuk mendapat efek positif terhadap kolesterol. Sebab, diet menyehatkan itu sendiri sudah dapat meningkatkan kolesterol baik. Namun, bila Anda merokok, cobalah untuk berhenti. Tak hanya akan membantu kolesterol, tetapi juga akan mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.


Sebaiknya lakukan pemeriksaan kolesterol pertama kali saat berusia 45.
Mitos. Faktanya, memeriksa kolesterol saat usia sudah merambat naik bisa membuat Anda kecolongan. Dalam situs WebMD dijelaskan bahwa setiap orang sebaiknya melakukan pemeriksaan kolesterol setiap lima tahun sekali dimulai pada usia 20 tahun.

Profil lemak puasa diperiksa setelah Anda berpuasa selama 9-12 jam. Hasil tes akan memecah kolesterol Anda menjadi beberapa bagian, yaitu trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total. Gambaran yang sehat, trigliserida kurang dari 150 mg/dL, HDL lebih dari 40 mg/dL, LDL kurang dari 100 mg/dL, dan kolesterol total di bawah 200 mg/dL. Mulai memeriksa kolesterol sejak dini akan menempatkan Anda dalam gaya hidup sehat di kemudian hari.


Menghilangkan daging, keju, dan lemak dari diet akan membuat semuanya baik-baik saja.
Mitos. Faktanya, menghilangkan satu atau dua dari kelompok makanan bukan merupakan cara sehat untuk mengelola kolesterol. Tidak perlu menghindarkan seluruh lemak, daging, dan produk susu dari diet Anda.

Kunci untuk mengelola kadar kolesterol adalah mengontrol porsi dan keragaman makanan. Makanan tinggi lemak jenuh meningkatkan kolesterol darah lebih dari hal lainnya. Untuk itu, pembatasan asupan lemak jenuh dan kolesterol dapat membuat perubahan.


Kolesterol setara dengan lemak.
Mitos. Faktanya, dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan kelompok steroid, yaitu suatu zat yang termasuk ke dalam golongan lipid atau lemak. Namun, kolesterol dan lemak merupakan substansi yang berbeda. Satu makanan bisa tinggi lemak, tetapi bebas kolesterol, misalnya minyak zaitun. Makanan lain bisa rendah lemak tetapi tinggi kolesterol, seperti ginjal.

Untuk menjaga agar jantung Anda tetap sehat, ganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tunggal dan ganda yang bersahabat dengan tubuh Anda.

Antioksidan hanya memberi perlindungan terhadap kanker.
Mitos. Faktanya, antioksidan juga melindungi terhadap kolesterol jahat, seperti halnya penyakit jantung. Antioksidan memberi perlindungan terhadap kerusakan radikal bebas. Antioksidan dijumpai pada kebanyakan buah dan sayur. Teh hijau dan juga cokelat hitam dengan kualitas baik adalah sumber antioksidan. Kehadiran antioksidan ini akan mengurangi risiko penyakit jantung. sumber : gaya hidup sehat online

Mitos dan Fakta Kolesterol

Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol? Kolesterol sesungguhnya dibutuhkan tubuh, tetapi peningkatan kadarnya, terutama jenis yang buruk, yaitu low density lipoprotein (LDL), cukup berpengaruh pada terjadinya PJK.

Kolesterol berperan penting dalam pembentukan membran sel, beberapa hormon, dan vitamin D. Organ hati membuatnya dan menghubungkannya ke pembawa protein yang disebut lipoprotein, yang membuatnya larut dalam darah dan ditransportasikan ke seluruh bagian tubuh.
Agar tak terjebak dengan pengertian yang keliru tentang kolesterol, simak mitos dan fakta kolesterol di bawah ini.


Kolesterol itu jahat
Mitos. Faktanya, kolesterol penting bagi fungsi tubuh. Dr. John Gullota, ketua dari AMA Therapeutics Committee, seperti dikutip Good Health & Medicine, menyatakan sekitar 75 persen dari kolesterol dihasilkan oleh tubuh dan 25 persen diperoleh dari makanan.

Sebagian besar kolesterol dibuat oleh hati dan penting untuk banyak proses, termasuk produksi hormon seks dan vitamin D, serta untuk fungsi otak dan saraf. Kolesterol yang bergabung dengan protein membentuk lipoprotein membantu perjalanan di aliran darah.

Ditambahkan oleh Prof. DR. Made Astawan, MS, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB, meskipun dianggap berbahaya, kolesterol tetap dibutuhkan tubuh. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen atau sekitar 200-300 mg secara normal berasal dari makanan, selebihnya disintesis oleh tubuh.


Semua level kolesterol yang tinggi membuat Anda berisiko terhadap penyakit.
Mitos. Tubuh memerlukan kolesterol untuk membuat membran sel dan hormon. Ada dua macam kolesterol yang mesti diamati, kolesterol baik yaitu HDL, dan kolesterol jahat (LDL).

Kolesterol jahatlah yang membentuk plak di dalam pembuluh arteri dan menimbulkan penyakit jantung. Sebaliknya, kolesterol baik membantu mengeluarkan kolesterol jahat dari darah. Semakin tinggi HDL, akan semakin baik. Semakin rendah LDL juga akan semakin baik.

Diet rendah lemak yang menyehatkan dan olahraga secara alami akan membantu Anda mengelola kolesterol. Pengobatan akan membantu kala diet dan olahraga tidak cukup.


Gejala risiko tinggi kolesterol bisa dilihat.
Mitos. Faktanya, satu dari lima orang Amerika memiliki kolesterol tinggi. Sayang, banyak yang tidak mengetahuinya karena biasanya tanpa gejala.

Beberapa orang hanya mempelajari kalau dirinya memiliki kolesterol tinggi setelah serangan jantung atau stroke.
Belum pasti apakah Anda mengalami risiko tinggi kolesterol? Lakukan pemeriksaan kolesterol rutin setiap lima tahun sekali, dimulai pada usia 20-an.


Pengobatan menjadi satu-satunya cara untuk mengelola risiko tinggi kolesterol.
Mitos. Cara utama untuk mengurangi risiko tinggi kolesterol adalah melalui diet, olahraga, dan pengobatan. Namun, menurut Gullotta, “Lebih baik menurunkan kolesterol secara alami bila Anda bisa melakukannya.” Contohnya, pertahankan berat badan sehat, lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, dan konsumsi makanan sehat dengan mengurangi lemak jenuh hingga kurang dari 7 persen dari kalori harian. Olahraga dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL.

Tip lainnya, konsumsi kolesterol kurang dari 200 mg per hari, kurangi asam lemak trans (minyak hidrogenasi), asup 25-35 gram serat, dan tingkatkan jumlah asam lemak omega-3 dengan makan ikan dan atau suplemen minyak ikan. Bila diet dan olahraga saja tidak cukup menurunkan kolesterol Anda, dokter kemungkinan akan merekomendasikan pemberian obat.


Risiko tinggi kolesterol meningkatkan kemungkinan mengalami diabetes melitus tipe-2.
Fakta. Risiko tinggi kolesterol bisa berperan sebagian dalam perkembangan diabetes tipe-2. Kolesterol baik di bawah 35 mg/dL merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Faktor risiko lainnya adalah kelebihan berat badan, memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, tidak aktif, dan tekanan darah tinggi.

Diabetes tipe-2 seperti risiko tinggi kolesterol, bisa diam-diam. Anda bisa mengetahuinya sampai Anda mengalaminya. Pelajari risiko diabetes Anda. Lakukan pemeriksaan gula darah puasa bila Anda mengalami kelebihan berat badan.


Bila kolesterol total normal, Anda tidak berisiko mengalami serangan jantung atau stroke.
Mitos. Faktanya, meski kolesterol total Anda normal, kurang dari 200 mg/dL, kolesterol LDL yang tinggi atau HDL yang rendah justru akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Itu sebabnya, penting untuk mengetahui seluruh angka-angka kolesterol Anda. Untuk mengurangi risiko penyakit, lakukan pengecekan kolesterol dan ikuti perintah dokter.

Rokok dan alkohol bisa memengaruhi kolesterol Anda.
Fakta. Alkohol dan rokok bisa mengubah kolesterol. Beberapa penelitian menunjukkan alkohol dalam jumlah moderat (sekitar satu gelas per hari bagi wanita atau dua gelas bagi pria) dapat meningkatkan kolesterol baik. Sebaliknya, merokok sudah terbukti bisa menurunkan kolesterol baik.

Bila Anda belum pernah mengonsumsi alkohol sebelumnya, tak perlu memulainya untuk mendapat efek positif terhadap kolesterol. Sebab, diet menyehatkan itu sendiri sudah dapat meningkatkan kolesterol baik. Namun, bila Anda merokok, cobalah untuk berhenti. Tak hanya akan membantu kolesterol, tetapi juga akan mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.


Sebaiknya lakukan pemeriksaan kolesterol pertama kali saat berusia 45.
Mitos. Faktanya, memeriksa kolesterol saat usia sudah merambat naik bisa membuat Anda kecolongan. Dalam situs WebMD dijelaskan bahwa setiap orang sebaiknya melakukan pemeriksaan kolesterol setiap lima tahun sekali dimulai pada usia 20 tahun.

Profil lemak puasa diperiksa setelah Anda berpuasa selama 9-12 jam. Hasil tes akan memecah kolesterol Anda menjadi beberapa bagian, yaitu trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total. Gambaran yang sehat, trigliserida kurang dari 150 mg/dL, HDL lebih dari 40 mg/dL, LDL kurang dari 100 mg/dL, dan kolesterol total di bawah 200 mg/dL. Mulai memeriksa kolesterol sejak dini akan menempatkan Anda dalam gaya hidup sehat di kemudian hari.


Menghilangkan daging, keju, dan lemak dari diet akan membuat semuanya baik-baik saja.
Mitos. Faktanya, menghilangkan satu atau dua dari kelompok makanan bukan merupakan cara sehat untuk mengelola kolesterol. Tidak perlu menghindarkan seluruh lemak, daging, dan produk susu dari diet Anda.

Kunci untuk mengelola kadar kolesterol adalah mengontrol porsi dan keragaman makanan. Makanan tinggi lemak jenuh meningkatkan kolesterol darah lebih dari hal lainnya. Untuk itu, pembatasan asupan lemak jenuh dan kolesterol dapat membuat perubahan.


Kolesterol setara dengan lemak.
Mitos. Faktanya, dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan kelompok steroid, yaitu suatu zat yang termasuk ke dalam golongan lipid atau lemak. Namun, kolesterol dan lemak merupakan substansi yang berbeda. Satu makanan bisa tinggi lemak, tetapi bebas kolesterol, misalnya minyak zaitun. Makanan lain bisa rendah lemak tetapi tinggi kolesterol, seperti ginjal.

Untuk menjaga agar jantung Anda tetap sehat, ganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tunggal dan ganda yang bersahabat dengan tubuh Anda.

Antioksidan hanya memberi perlindungan terhadap kanker.
Mitos. Faktanya, antioksidan juga melindungi terhadap kolesterol jahat, seperti halnya penyakit jantung. Antioksidan memberi perlindungan terhadap kerusakan radikal bebas. Antioksidan dijumpai pada kebanyakan buah dan sayur. Teh hijau dan juga cokelat hitam dengan kualitas baik adalah sumber antioksidan. Kehadiran antioksidan ini akan mengurangi risiko penyakit jantung. Sumber : www.gayahidupsehatonline.com

Lebih Baik Tes Trigliserida Nonpuasa

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association ini merupakan berita baik bagi pasien yang kesulitan bila harus berpuasa sebelum menjalani tes darah.

Penelitian di AS melibatkan 26.500 perempuan, sedangkan riset di Denmark menguji sekitar 7.600 perempuan dan 6.400 pria. Kadar trigliserida biasanya diukur setelah seseorang berpuasa selama beberapa jam yang bisa jadi membuat pasien merasa tidak nyaman.

Riset ini mengindikasikan pengujian trigliserida pada pasien yang tidak berpuasa kemungkinan memberi informasi yang lebih baik. Sebagai gambaran, dokter biasanya melakukan tes trigliserida sebagai bagian dari skrining kolesterol darah keseluruhan.

“Data baru ini merupakan win-win solution bagi dokter dan pasien. Bagi dokter, kami memahami lebih banyak tentang pentingnya trigliserida. Dan sekarang tes ini membuat pasien lebih nyaman,” ujar Dr. Paul Ridker dari Brigham and Women's Hospital di Boston dan anggota penelitian, seperti dikutip Reuters.

Menurut peneliti, pengukuran kadar trigliserida pada pasien yang berpuasa akan mengeluarkan beberapa partikel yang mungkin menjadi risiko untuk aterosklerosis atau pengerasan arteri. Peneliti Denmark menemukan bahwa pada pria dan wanita, kejadian serangan jantung, penyakit jantung, dan kematian meningkat dilihat dari kadar trigliserida tidak puasa.

Tim Ridker juga menjumpai bahwa kadar trigliserida nonpuasa yang lebih tinggi sangat kuat dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan kondisi kardiovaskular lainnya. Mereka menemukan bahwa kadar trigliserida puasa menunjukkan sedikit hubungan dengan masalah medis.

Bukti ini terutama kuat pada orang yang diambil darahnya 2-4 jam setelah makan. Ridker mengatakan, jika pasien datang untuk melakukan tes kolesterol, penilaian menyeluruh sebaiknya disertakan, termasuk kolesterol total, HDL, LDL, C-reactive protein (CRP), dan trigliserida nonpuasa. sumber : www.gayahidupsehatonline.com

Rabu, 19 November 2008

Nikmati Burger secara Bijak


BURGER merupakan makanan impor yang cocok dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Rasanya yang nikmat, membuat burger digemari di seluruh penjuru negeri. Namun, di balik kenikmatannya, perlu mengonsumsinya secara bijak. Sebab, jika berlebihan macam-macam penyakit degeneratif menanti kita.

Sejalan arus globalisasi, berbagai jenis makanan dengan mudah menyebar antarnegara, tanpa mengenal batas wilayah. Dunia seakan-akan menjadi sempit, sehingga budaya suatu negara dengan mudah melintas ke negara-negara lain, termasuk budaya makan. Kegiatan iklan dan promosi memegang peran penting dalam penyebaran budaya makan.

Indonesia dengan penduduk lebih dari 220 juta jiwa merupakan sasaran empuk untuk dijadikan negara importir berbagai jenis makanan asing. Restoran dengan jenis masakan tertentu sudah mulai merambah negara kita, perlahan tetapi pasti akan menggeser makanan tradisional warisan leluluhur. Jenis masakan asal Jepang, Cina, Thailand, Korea, India, Itali, Perancis, Amerika, dan lain-lain, kian akrab dengan masyarakat kita.

Dalam kehidupan masyarakat modern, waktu memegang peran yang sangat penting. Masyarakat perkotaan selalu disibukkan dengan berbagai jadwal yang sangat padat. Masyarakat perkotaan yang selalu sibuk dan memiliki mobilitas tinggi, tentu memerlukan kehadiran masakan yang bersifat siap saji dan praktis.

Salah satu makanan siap saji yang saat ini banyak dikonsumsi adalah burger. Selain karena alasan praktis, kepopuleran burger juga ditunjang oleh rasanya yang enak, harganya yang tidak terlalu mahal, serta ketersediaannya di berbagai tempat. Saat ini burger dengan mudah dapat kita jumpai di kota-kota besar maupun kecil.

Jenis Burger
Burger merupakan produk daging giling segar. Komposisi utama burger adalah daging, umumnya mencapai 80 persen. Syarat mutu hamburger murni adalah lemak sapi yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 49 persen; serta tanpa penambahan air, bahan pengikat, dan bahan pengisi.

Nama burger berasal dari hamburger, sebuah produk daging babi yang berasal dari Kota Hamburg di Jerman. Saat ini, istilah burger telah digunakan secara meluas pada produk-produk daging selain babi. Jika terbuat dari sapi, dinamakan beef burger. Jika terbuat dari ayam, dinamakan chicken burger.

Berdasarkan cara masaknya, chicken burger dibedakan menjadi dua jenis: yaitu digoreng atau fry chicken yang sering disebut dengan chicken sandwich; atau dipanaskan di atas pemanggang tanpa minyak, yang disebut chicken mesquite.

Jenis burger yang lain adalah garden burger, yaitu burger yang terbuat dari sayuran tanpa daging. Di Indonesia juga dikembangkan jenis burger lain, yaitu tempe burger. Kedua jenis burger tersebut sangat cocok untuk para vegetarian.

Jenis terakhir adalah fish burger (burger dari ikan) yang juga sering disebut sebagai fish sandwich. Ada pula bacon cheese burger, yaitu burger yang ditaburi keju (cheese) dan seiris daging babi (bacon) yang dipanggang. Burger biasanya disajikan dalam bentuk sandwich, yaitu diletakkan di antara setangkup roti.

Mudah Dibuat
Pembuatan burger bukan merupakan hal yang sulit. Burger bahkan dapat dibuat sendiri dalam skala rumah tangga. Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan burger adalah daging giling atau daging cacah yang dibumbui, lemak, bahan pengikat, bahan pengisi, dan aneka bumbu.
Daging yang digunakan pada pembuatan burger biasanya berasal dari potongan-potongan atau tetelan daging hasil proses trimming. Hal itu yang menyebabkan daging burger mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi.

Burger juga dapat dibuat dari bahan-bahan bukan daging, seperti kedelai atau tempe. Dari kedelai dapat dibuat daging tiruan yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan burger.

Lemak atau minyak ditambahkan pada pembuatan burger untuk memberikan rasa lezat, serta memengaruhi keempukan dan tekstur juicy produk. Jumlah lemak maksimum yang diizinkan menurut standar FAO adalah 30 persen. Penggunaan lemak berlebih harus dihindari untuk menghasilkan burger yang lebih sehat.

Pengisi dan Pengikat
Bahan pengisi dan bahan pengikat adalah bahan-bahan bukan daging yang ditambahkan dalam produk dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas, menurunkan penyusutan sewaktu pemasakan, memperbaiki sifat irisan, mengikat air, membentuk tekstur, dan memberikan warna yang khas.

Perbedaan bahan pengikat dan bahan pengisi adalah berdasarkan kandungan protein dan karbohidrat. Bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan mampu memperbaiki sifat emulsi, sedangkan bahan pengisi memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi serta pengaruhnya kecil terhadap sifat emulsi.

Bahan pengikat dapat berupa bahan nabati maupun hewani. Berdasarkan sifat elastisitasnya, bahan pengikat dapat dibedakan menjadi bahan pengikat kimiawi (misalnya garam-garam polifosfat) dan bahan pengikat natural. Bahan pengikat natural dibedakan menjadi bahan pengikat hewani (misalnya tepung ikan atau susu skim) dan bahan pengikat nabati (misalnya tepung kedelai atau isolat protein kedelai).

Bahan pengisi memiliki daya ikat yang besar, tetapi rendah sifat emulsifikasinya. Hal itu disebabkan oleh tingginya kandungan karbohidrat dan rendahnya kandungan protein. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah tepung terigu, tapioka, dan sagu.

Beragam Bumbu
Bumbu merupakan substansi tumbuhan aromatik yang dikeringkan. Bumbu berfungsi sebagai penyedap, memberikan karakteristik warna dan tekstur, serta berperanan pula sebagai antioksidan. Jenis bumbu yang digunakan pada pembuatan burger sangat beragam, disesuaikan dengan wilayah dan kultur budaya masyarakat konsumennya.

Bahan tambahan pangan yang sering digunakan dalam pembuatan burger adalah: pemanis, nitrit (pengawet), dan pewarna. Pemanis yang biasa digunakan adalah sukrosa, dekstrosa, laktosa, dan sirop jagung.

Sebagai pengawet, bahan tambahan pangan yang sering digunakan adalah nitrit. Kehadiran nitrit dapat membunuh mikroba-mikroba patogen (penyebab penyakit) seperti Pseudomonas sp, Escherichia coli, Bacillus, dan Clostiridium, tanpa mengganggu mikroba yang bersifat baik seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria.

Nitrit juga merupakan penstabil warna merah pada daging. Efektivitasnya tergantung pada pH (keasaman) produk dan jumlah yang ditambahkan. Kemampuan nitrit sebagai pengawet akan meningkat dengan menurunnya pH dan bertambahnya jumlah yang dipakai.

Namun, penggunaan nitrit akhir-akhir ini mulai dibatasi karena dapat menyebabkan keracunan dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Menurut Standar Nasional Indonesia, penggunaan garam nitrat (kalium nitrat atau natrium nitrat) dibatasi sebanyak 500 mg/kg, sedangkan dalam bentuk garam nitrit (kalium nitrit atau natrium nitrit) dibatasi sebanyak 125 mg/kg burger.

Askorbat sebagai Antioksidan
Pada pembuatan burger sering ditambahkan askorbat. Biasanya dalam bentuk asam askorbat, natrium askorbat, maupun kalium askorbat. Dosis penambahannya adalah sebesar 0,5 persen. Askorbat berfungsi untuk membantu meningkatkan warna merah daging dengan mengurangi penggunaan nitrit, serta berperan sebagai antioksidan.

Di dalam burger juga sering ditambahkan pewarna buatan, khususnya pewarna merah. Aturan penggunaan pewarna pada burger dibatasi sebanyak 300 mg/kg. Jenis pewarna yang umum digunakan adalah eritrosin, merah aleura, dan tartrazin.

Selain itu, untuk memperkuat cita rasa, pada burger juga biasa ditambahkan flavor daging, seperti daging sapi atau daging ayam. Flavor daging ayam biasanya memiliki karakter yang lebih tajam daripada daging sapi.

Pada pembuatan burger, umumnya daging yang akan digiling telah didinginkan terlebih dahulu, sehingga temperatur penggilingan dapat dipertahankan tetap di bawah suhu 22 derajat Celsius untuk mencegah denaturasi protein. Penggilingan daging dapat menyebabkan protein terekstrak dari jaringan yang terpecah.

Pemasakan burger dapat dilakukan dengan cara pemanggangan, penggorengan, atau pemasakan dengan microwave. Tujuan pemasakan adalah menyatukan bahan, memantapkan warna, menginaktifkan mikroba, dan memperbaiki penerimaan konsumen. Lama pemasakan tergantung pada ukuran burger dan suhu pemasakan.

Penyebab Obesitas, Kanker, Hipertensi, dan Penuaan
Dilihat dari nilai gizinya, kandungan lemak pada hamburger cukup tinggi, yaitu sekitar 17 persen. Konsumsi lemak yang berlebih sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan obesitas dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Selanjutnya, aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung.koroner dan stroke.

Namun, burger juga memiliki kandungan vitamin A yang cukup besar, yaitu sekitar 30 IU. Selain itu, burger juga memiliki kandungan asam oleat, asam linoleat, vitamin B1, vitamin B2, serta niasin.

Burger merupakan makanan berbasis daging yang sering disorot menjadi penyebab obesitas. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di negara yang memiliki kebiasaan mengonsumsi burger sangat tinggi seperti Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara Eropa. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Di wilayah Asia Pasifik, gejala tersebut di atas juga mulai berkembang, terutama di wilayah perkotaan. Lebih mengejutkan, beberapa kasus obesitas ditemukan sejak usia kanak-kanak. Di Malaysia, Cina, dan Jepang, sekitar 5-17 persen kasus obesitas terjadi pada golongan usia yang relatif muda, yaitu 6-14 tahun.

Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan bobot badan sebesar 20 persen di atas standar. Obesitas diduga ikut menjadi penyebab penyakit hipertensi, jantung koroner, diabetes melitus, dan penyakit pernapasan.

Penyebab obesitas ada yang bersifat endogenous, yang berarti adanya gangguan metabolik di dalam tubuh, dan ada pula yang bersifat exogenous, yaitu konsumsi energi yang berlebihan, salah satunya adalah lemak hewani. Di dalam 0,5 kg lemak tubuh penderita obesitas diperkirakan tersimpan energi sebesar 3.500 kilokalori. Satu kali mengonsumsi burger berarti kita memasok energi sekitar 1.000 kkal, sedangkan kebutuhan energi dalam sehari hanya berkisar 2.000 kkal.

Selain obesitas, konsumsi daging yang berlebih juga dapat menyebabkan penuaan dini (early aging). Menurut beberapa penelitian, pemasakan daging sapi maupun daging ayam dapat menyebabkan terbentuknya senyawa AAH (amina-amina heterosiklis). AAH adalah zat penyebab mutasi genetik yang dapat merangsang munculnya radikal bebas dan secara luas merusak DNA pada sel-sel tubuh manusia.

Berbagai penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa AAH mengakibatkan aneka kanker, seperti kanker usus besar, payudara, pankreas, hati, dan kandung kemih. Berdasarkan penelitian di University of North California, konsumsi hot dog maupun hamburger sebanyak sekali atau lebih dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kanker otak dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya.

Selain itu, kadar garam natrium yang sangat tinggi pada burger juga berpotensi menyebabkan penyakit hipertensi. Kandungan natrium (Na) pada burger berkisar antara 1.250-2.250 mg per 100 gram bahan, padahal kebutuhan natrium per hari rata-rata hanya 2.300 mg. Tingginya kadar natrium pada burger berasal dari pemakaian garam dapur (NaCl) dan penyedap masakan (monosodium glutamat).

"Kacang Yunani" Antikanker dan Sehatkan Jantung


Di balik kelezatan dan aroma sedap almond, terdapat zat-zat gizi yang menyehatkan. Asam lemak tak jenuh yang dikandungnya, mengurangi risiko gangguan jantung, hipertensi, dan stroke. Seratnya dapat mencegah kanker usus besar. Bahan makanan ini kaya protein, vitamin, dan mineral yang sangat berguna bagi kesehatan.

Masyarakat dewasa ini sangat banyak yang menghindari konsumsi lemak karena berkonotasi dengan timbulnya obesitas dan berbagai penyakit degeneratif. Ketakutan yang berlebihan terhadap lemak, mengakibatkan sebagian masyarakat bersikap fobia terhadap zat gizi tersebut. Bagaimanapun, lemak tetap dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi dan pelarut berbagai vitamin (A, D, E, dan K).

Pengetahuan masyarakat tentang lemak harus ditingkatkan agar kita bisa membedakan antara lemak nabati dan lemak hewani. Tidak seperti lemak hewani, lemak nabati sedikit kadar lemak jenuh, tetapi tinggi lemak tidak jenuh yang justru baik bagi kesehatan. Contoh bahan pangan sumber lemak nabati adalah nut dan kacang-kacangan.

Jenis nut yang populer saat ini adalah almond. Hingga saat ini, masyarakat awam sering menyebut almond sebagai kacang. Sesungguhnya almond bukanlah kacang (leguminosa), tetapi merupakan biji pohon almond, sehingga lebih dikenal dengan istilah tree nut.

Pohon almond masih satu famili dengan pohon peach, ceri, dan aprikot. Termasuk ke dalam kelompok nut tersebut adalah almond, hazelnut, macadamia, pecan, dan walnut. Sementara peanut (kacang tanah) tergolong kelompok kacang.

Dalam sejarahnya, kepopuleran almond tidak hanya bertumpu pada kelezatan cita rasa dan flavornya yang unik, tetapi juga didukung oleh bukti-bukti ilmiah tentang manfaatnya bagi kesehatan masyarakat.

Dua Jenis
Almond diduga berasal dari Asia Barat dan Afrika Utara. Orang Romawi menyebut almond sebagai ”kacang yunani” karena orang Yunani yang pertama kali menanamnya. Kini, tanaman almond banyak tumbuh di sekitar Laut Mediterania, termasuk Spanyol, Italia, Portugal, dan Maroko. Di Amerika Serikat, almond banyak tumbuh di daerah California.

Secara umum, almond dibedakan atas dua kategori, yaitu almond manis (Prunus amygdalu var. dulcis) dan almond pahit (Prunus amygdalu var. amara). Almond manis lebih banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, sedangkan almond pahit merupakan bahan baku pembuatan minyak dan aroma almond.

Di pasaran, almond dijual dalam dua bentuk utama, yaitu mentah dan sudah dipanggang. Almond yang baik adalah yang bijinya masih utuh, beraroma kacang, dan berasa manis. Almond yang tengik dan berbau menunjukkan kualitas yang rendah.

Pembuangan kulit almond dapat dilakukan dengan cara merendam biji dalam air beberapa menit saja. Pemotongan atau penghancuran almond dapat dilakukan dengan menggunakan blender kering. Pemanggangan almond di tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan oven microwave pada suhu sekitar 71 – 77oC selama 15-20 menit. Sebaiknya tidak menggunakan panas yang tinggi agar tidak merusak komponen lemak yang justru dibutuhkan untuk kesehatan.

Dewasa ini almond banyak ditambahkan ke dalam berbagai produk pangan dengan tujuan untuk: (1) meningkatkan cita rasa, tekstur, dan daya tarik, serta (2) memperbaiki komposisi gizi, sehingga lebih menyehatkan.

Produk yang biasa ditambah almond adalah: hot and cold cereals, aneka snack, yoghurt beku, muffins, salad, pancake, roti, es krim, cokelat manis, serta berbagai jenis minuman.

MUFA
Almond sangat sedikit mengandung asam lemak jenuh, tetapi sebaliknya kaya akan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fat), khususnya asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid = MUFA), serta didukung oleh vitamin, mineral, dan serat pangan yang memadai. Komposisi lemak yang demikian sangat baik bagi penurunan kadar kolesterol yang secara langsung akan mencegah aterosklerosis dan semua dampak buruknya, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa MUFA yang merupakan asam lemak dominan pada almond dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat), tetapi tidak mengubah posisi HDL (kolesterol baik) walaupun konsumsi lemak dari makanan cukup tinggi. Dengan demikian, rasio HDL terhadap LDL tetap tinggi, sehingga menurunkan risiko terkena penyakit jantung.

Konsumsi almond dalam jumlah wajar ternyata tidak berdampak kepada kenaikan berat badan, sehingga baik untuk dikonsumsi oleh semua orang, termasuk yang overweight dan obesitas. Suatu hasil penelitian yang dimuat pada International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorder edisi November 2003, menunjukkan bahwa diet yang diperkaya almond lebih dapat membantu orang obesitas untuk mengurangi berat badan, ketimbang diet rendah kalori dan tinggi karbohidrat kompleks.

Konsumsi satu takaran saji almond (20-25 biji) akan menghasilkan 15 gram lemak, lebih dari 90 persen merupakan asam lemak tidak jenuh. Dari total asam lemak tidak jenuh yang terkandung pada almond, 70 persen di antaranya adalah MUFA.

The American Heart Association merekomendasikan agar sumbangan energi yang berasal dari lemak tidak lebih dari 30 persen, dengan rincian 10 persen berasal dari lemak jenuh, 10 persen lemak tidak jenuh tunggal (MUFA), dan 10 persen lemak tidak jenuh ganda (PUFA). Penelitian Dr. Paul Davis dari the University of California-Davis, menunjukkan bahwa kandungan MUFA pada biji almond sangat potensial untuk mengurangi risiko terjadinya kanker kolon.

Penelitian Jenkins dkk. (2002) menunjukkan bahwa pria dan wanita yang mengonsumsi 1 ounce atau 28,35 gram almond (sekitar satu genggam yang setara dengan 23 biji) setiap hari selama satu bulan, mampu menurunkan kadar LDL sebanyak 4 persen dari kondisi sebelumnya. Penurunan sebanyak 9,4 persen akan terjadi jika konsumsinya ditingkatkan menjadi dua genggam per hari. Uniknya, konsumsi almond sebanyak itu setiap hari ternyata mampu mempertahankan berat badan para sukarelawan.

Sabate dkk. (2003) pernah melakukan penelitian pada manusia dengan menggunakan tiga level penambahan almond ke dalam dietnya, yaitu 0 persen, 10 persen, dan 20 persen dari total konsumsi energi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dibandingkan diet rendah almond, penambahan almond hingga level 20 persen total energi, secara nyata mampu menurunkan kadar kolesterol total, kadar LDL, serta rasio LDL terhadap HDL. Dibandingkan kondisi sebelumnya, diet tinggi almond mengakibatkan penurunan kolesterol total dan LDL masing-masing sebesar 7 dan 9 persen.

Hasil meta-analisis dari tujuh studi klinis tentang pengaruh konsumsi almond terhadap kolesterol total, kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida menunjukkan bahwa konsumsi satu ounce almond sehari sebagai pola makan sehat mampu menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL masing-masing sebesar 4 dan 5 persen, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung (Fulgoni, 2002)

Makanan yang Dibakar, Belum Tentu Lebih Sehat, lo!


TAK cuma keindahan alam, Indonesia juga menyimpan kekayaan kuliner. Berlimpahnya bahan baku dan aneka rempah di Tanah Air, menciptakan masakan tradisional yang berbeda di setiap daerah. Tak heran, kini wisata kuliner sudah menjadi objek baru pariwisata di Indonesia.

Maraknya wisata kuliner juga mendorong orang semakin kreatif menciptakan menu masakan baru. Bukan cuma mengandalkan racikan bumbu atau keragaman , bahan baku semata, cara mengolah masakan juga berkembang.

Nah, yang lagi tren adalah makanan yang serba di bakar. Benar, cara ini sudah ada sejak zaman dulu, tapi belakangan mengolah makanan dengan cara ini semakin marak, bahkan untuk makanan yang sebelumnya tak lazim dibakar.

Tengok saja, betapa banyaknya kedai atau resto yang menyuguhkan ikan bakar, ayam bakar, steak atau daging bakar, burger bakar, hingga hingga nasi bakar.

Asal tidak berlebihan
Menurut Inayah Budiastuti, Dokter Gizi Hang Lekiu Medical Centre, fenomena ini karena orang bosan dengan makanan yang digoreng. Apalagi, "Penyajian dengan cara dibakar lebih sehat dibandingkan dengan menggoreng lama atau deep fry," tambah Inayah.

Namun, sebetulnya, bukan berarti menyantap makanan bakar terbebas dari ancaman penyakit, lo. Malah, orang bisa terancam sakit bila mengonsumsi masakan yang dibakar secara berlebihan.

Menurut Saptawati Bardosono, Ahli Gizi Departemen Nutrisi, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, proses pembakaran makanan baik dengan arang atau lainnya sering dibarengi pembentukan arang atau gosong. Gosong pada makanan ini berbahaya karena mengandung banyak atom karbon, yang dalam jumlah besar bisa memicu timbulnya kanker (karsinogenik).

Sayangnya, menurut Ali Khomsan, Ahli Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat tentang adanya karsinogen dalam makanan bakar belum pernah dilakukan di Indonesia. Tapi, "Penelitian di luar negeri banyak mengungkapkan bahaya karsinogen ada dalam makanan yang mengalami proses pembakaran, pemanggangan, atau pengasapan," ujar Ali.

Maklum saja, tak seperti di Indonesia yang kaya rempah untuk bumbu masakan, orang-orang di luar negeri yang tak mengenal rempah lebih banyak melakukan variasi pada pengolahan. Alhasil, mereka banyak melakukan pengolahan makanan lewat proses pemanggangan atau pengasapan untuk mendapatkan cita rasa berbeda.

Tapi, menurut Ali, baik tidaknya makanan bakar bagi tubuh sejatinya merupakan sebuah pilihan. "Tak perlu takut sepanjang Anda mengkonsumsi makanan bakar secara insidentil dan tidak menjadi bagian gaya hidup," ujarnya.

Apalagi, belum ada bukti secara langsung bahwa konsumsi makanan bakar bisa memicu timbulnya kanker. "Kanker itu prosesnya lama, tidak instan dan lebih bersifat kompleks," imbuh Ali.