Kamis, 22 Januari 2009

Menyusui, Selamatkan Ibu dari Kanker Payudara


Menyusui dinilai penting untuk kesehatan baik bagi anak dan ibunya. Ketua Gerakan Organisasi Wanita Lamongan, Cicik Rosida Tsalits dalam Sosialisasi Inisiasi Menyusui Dini di Lamongan Minggu (21/12) yang diikuti para wanita dan bidan menyatakan prihatin dengan banyaknya ibu muda yang tidak mau menyusui karena takut payudaranya akan kendor, padahal dengan menyusui juga menyelamatkan ibu dari kanker payudara.

Sementara itu, Ketua Sentra Laktasi Indonesia, Utami Roesli sebagai pembicara memaparkan beberapa Negara sudah mengenal metode inisiasi menyusui dini (IMD) sejak medio 1987. Namun Indonesia baru mengenal metode IMD dua tahun terakhir.

Utami menyebutkan manfaat dari IMD diantaranya jalinan kasih sayang antara ibu, ayah dan bayi akan lebih baik. Dengan IMD bayi akan mendapat kolostrum yang kaya akan antibody, penting untuk pertumbuhan dan ketahanan infeksi bayi. Bagi ibu, IMD dapat mera ngsang produksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi pendarahan, membuat ibu tenang dan rileks serta merangsang pengeluaran ASI, katanya.

Utami menyampaikan pentingnya IMD dilakukan sebab menurut penelitian dengan IMD delapan kali lebih berhasil untuk mensukseskan program enam bulan ASI eksklusif. Yang disiapkan Allah untuk bayi yang baru lahir adalah dada ibunya, bukan incubator. Dada ibu diciptakan untuk memiliki suhu yang lebih hangat dari suhu luar dan bisa menyesuaikan diri dengan suhu yang dibutuhkan bayi atau thermoregulator thermal synchron. Jika suhu dada ibu terlalu dingin untuk bayi, suhu dada ibu akan naik. Demikian pula sebaliknya, papar Utami.

Menurut Utami selama ini banyak orang salah dalam menangani bayi yang baru lahir. Dokter anak senior di RS ST Carolus Jakarta ini menegaskan anak adalah titipan Tuhan untuk ibu, bukan ke bidan. Oleh karena itu ibu-ibu harus minta hak IMD. Metode IMD sanga t sederhana. Bayi begitu lahir diletakkan di dada ibu sehingga ada kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu. Beri waktu selama satu jam bagi bayi untuk mencari sendiri puting ibunya. Dalam usia bayi 20 menit, bayi akan mulai merangkak mencari puting ibun ya dan pada usia 50 menit akan mulai menyusui, katanya.

Namun jika bayi lahir normal langsung dipisahkan dengan ibunya untuk ditimbang, IMD tidak akan bisa dilakukan. Ini juga berarti mengurangi kesuksesan program ASI eksklusif enam bulan. Sebuah penelitian dari Inggris menyebutkan, menunda inisiasi menyusui dapat meningkatkan kematian bayi. Dengan IMD, dapat mengurangi resiko kematian bayi hingga 22 persen. Dan resiko ini akan semakin besar ketika semakin lama menunda permulaan penyusuan, tutur Utami.

Kandungan ASI Lebih Stabil ketimbang Susu Formula

MUNGKIN tak ada susu apapun di dunia ini yang kandungannya bisa menyamai air susu ibu (ASI). Kelengkapan gizi dan nutrisi yang dimilikinya memungkinkan si bayi bisa bertahan hidup, tanpa harus mengasup makanan pendamping lainnya.

Salah satu kandungan penting dalam ASI adalah kolostrum. Zat ini berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit. Dalam kolostrum terdapat protein, vitamin A, karbohidrat, dan lemak rendah yang berguna bagi bayi di hari-hari pertamanya.

Selain kolostrum, ASI juga mengandung taurin, decosahexanoic acid (DHA), dan arachidonic acid (AA). Ketiga kandungan tersebut sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak bayi.

Memang, beberapa susu formula sudah memasukkan komposisi ini. Cuma, menurut ahli gizi Universitas Indonesia Susianto, kandungan gizi dalam susu formula seringkali tidak stabil karena adanya perubahan suhu. Maklum, biasanya, kandungan DHA dan AA dalam susu formula diambil dari ikan. "Kalau kandungan gizi di ASI pasti stabil," katanya.

Kelebihan utama ASI lainnya yang tak dimiliki oleh susu lainnya adalah zat imunologik. ASI mengandung zat antiinfeksi yang bersih dan bebas kontaminasi. Zat imun itu ada pada immunoglobulin, sekretori, dan laktoferin.

Zat immunoglobulin yang terdapat dalam kolostrum berfungsi mencegah terjangkitnya penyakit pada bayi. Lalu, zat sekretori yang dapat melumpuhkan bakteri patogen e-coli serta berbagai virus pada saluran pencemaan. Sementara laktoferin, sejenis protein, merupakan komponen zat kekebalan yang berfungsi mengikat zat besi di saluran pencemaan.

Meski kandungan gizi dalam ASI-begitu banyak, zat-zat tadi bakal mudah terserap tubuh bayi. Kandungan protein whey memudahkan penyerapan lebih besar dibandingkan susu sapi atau susu formula.

Menurut Dokter Mulyadi dari Medizone Clinic, komposisi gizi yang ada di ASI sebenarnya tak akan berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Tapi, apa yang dikonsumsi oleh sang ibu memang akan memberi pengaruh, baik ke kualitas gizi maupun rasa ASI itu sendiri.

Makanya, ibu yang tengah menyusui sangat disarankan untuk menjaga pola makannya. Artinya, jangan sampai kurang dan harus bergizi. Selain itu, makanan dengan citarasa yang kuat seperti asam atau pedas juga sebaiknya dihindarkan dulu.

Karena, makanan jenis itu akan membuat rasa ASI tidak enak untuk bayi. Meminum banyak air putih dan susu bagi ibu menyusui juga sangat dianjurkan. Selain demi menjaga asiupan ASI terhadap bayi, makanan jenis itu sangat berguna untuk menjaga kesehatan sang ibu sendiri

Tips Seputar Pemberian ASI

Sejatinya, memberi asupan ASI pasta melahirkan bisa menjadi sebuah proses yang tidak mudah bagi seorang ibu. Tubuh dan psikologis ibu bisa jadi masih sangat lelah. Oleh karena itu, harus ada dukungan suami. "Dukungan suami untuk memberi ASI eksklusif sangat diperlukan. Itu juga menentukan sukses tidaknya memberikan ASI eksklusif," kata Dokter Mulyadi dari Medizone Clinic.

Jaga makan, jauhi obat pelangsing
Suami disini bisa berperan sebagai partner sang ibu dalam mengurus bayi. Dengan demikian, ibu bisa mempunyai tenaga dan gizi yang cukup untuk memberikan ASI. Agar kuat mengalirkan ASI, seorang ibu juga perlu menjaga pola makannya. Untuk awal-awal bulan, sebaiknya ibu tak terlalu merisaukan perubahan tubuh. Yang penting, asupan gizi untuk bayi cukup. Bila tak mau badan melar terlalu besar, sang ibu bisa mengatur jam makan dan jumlah kalori yang bakal dikonsumsi. Asalkan tetap kenyang.

Yang tak kalah penting, setelah bersalin ada baiknya ibu juga beraktifitas. Tapi, olahraga ringan baru boleh dilakukan setelah enam minggu. Jauhi obat pelangsing karena akan memperburuk kualitas ASI.

Makin tegang, makin susah keluar
Banyak orang bilang, proses menyusui akan terjadi secara alamiah. Meski begitu, Dokter Mulyadi dari Medizone Clinic memberi beberapa tips agar ibu bisa sukses memberi ASI untuk bayinya. Pertama, tangan ibu harus bersih. Kedua, ibu harus santai. Kalau sang ibu tegang, ASI akan sulit untuk keluar.

Dokter Mulyadi menyarankan ibu menyusui dengan posisi duduk. Pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, berikan ASI selama 5-10 menit lewat setiap payudara. Pada hari selanjutnya bisa ditambah hingga 15-20 menit untuk setiap payudara. "Secara insting si bayi pasti bisa menemukan puting susu si ibu," kata Susianto, ahli gizi dari Universitas Indonesia

Cara menyusui yang benar adalah puting susu masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi. Ini juga salah satu cara mencegah puting susu tidak lecet. Bila bayi sudah kenyang, tekan dagu bayi agar mulut terbuka dan puting susu terlepas. Atau bisa juga dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke dalam mulut bayi. Yang pasti, jangan menarik keluar puting dari mulut bayi secara mendadak.

Konsumsi katuk agar aliran lancar
Kemampuan menyusui setiap ibu itu berbeda-beda. Ada yang kapasitas ASI-nya begitu banyak, ada pula yang hanya sedikit. Bagi mereka yang kandungan ASI-nya sedikit tau perlu risau. Ada beberapa tanaman yang bisa mamcu produksi ASI salah satunya daun katuk.

Daun katuk adalah daun dari jenis tanaman Sauropus adrogynus (L) Merr, famili Europhobiaceae. Sebutan lain daun katuk adalah memata (Melayu), simani (Minangkabau), kebing dan katukan (Jawa) serta kerakur (Madura). Manfaat daun katuk untuk memperbanyak ASI sudah dikuatkan beberapa penelitian. Seperti sat daun katuk diujicobakan ke kambing betina selama 15 hari, produksi susunya meningkat drastis hingga 1,5 kalinya.

Jika ingin alami, sebaiknya daun katuk direbus atau ditumbuk terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Tapi di zaman modern seperti saat ini, seperti dalam bentuk minuman sachet dicampur dengan susu, hingga dalam bentuk kapsul atau pil. Harganya juga cukup terjangkau.

Bayi Prematur Lebih Berisiko Soal Kesehatan

Bayi yang lahir prematur berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan. Namun, terapi dengan pemberian suatu protein untuk menstimulasi pertumbuhan sel darah putih dan meningkatkan sistem kekebalan pada bayi prematur sejak dini ternyata kurang memberi manfaat.

Hasil riset terhadap 280 bayi yang lahir pada usia kehamilan 31 minggu atau kurang lahir prematur di Inggris sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal The Lancet baru-baru ini menunjukkan, terapi itu tidak mencegah keracunan darah, penyebab utama kematian bayi baru lahir.

Bayi dengan berat badan lebih rendah dari bayi normal memiliki jumlah sel darah putih rendah atau neutropenia, hal ini meningkatkan risiko infeksi. Untuk itu, dokter spesialis neonatal meningkatkan penggunaan protein yang dikenal dengan granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF) untuk meningkatkan jumlah sel darah putih dan mencegah infeksi.

Sementara itu, di Indonesia, menurut dokter spesialis anak dari Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Pustika Amalia, Minggu (18/1), bayi prematur tidak diberi protein GM-CSF.

”Untuk meningkatkan sel darah putih, bayi prematur diberi imunoglobuline, tetapi angka keberhasilannya kecil sehingga lebih baik diobati infeksinya,” ujarnya.

Protein GM-CSF hanya diberikan kepada anak-anak yang terkena kanker untuk mengatasi efek samping kemoterapi. Itu pun tak dipakai untuk penderita leukemia. Kemoterapi yang bertujuan mematikan sel-sel kanker ternyata juga membunuh sel-sel normal, termasuk sel darah putih.

Metode Kanguru untuk Bayi Prematur

JAKARTA, KOMPAS — Kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir di Indonesia. Untuk itu, perawatan metode kanguru kini mulai diterapkan di sejumlah rumah sakit.

”Perawatan metode kanguru perlu diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional,” kata pemerhati masalah kesehatan ibu dan anak dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hadi Pratomo, dalam seminar dan lokakarya, Rabu (21/1) di Jakarta.

Dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Bernie Endyarni, menyatakan, perawatan metode kanguru (PMK) bagi bayi prematur menstabilkan suhu lebih cepat, menstabilkan denyut nadi, dan pernapasan. PMK juga meningkatkan pemberian ASI, kenaikan berat badan lebih baik, dan kejadian infeksi berkurang.

Pada metode ini, ibu atau ayah tidak memakai baju dan bayi hanya menggunakan popok lalu bayi diletakkan di dada ibu atau ayah dan keduanya dibungkus kain. ”Untuk meningkatkan akses masyarakat, PMK perlu diterapkan di semua provinsi,” kata ahli perinatologi dari FKUI-RSCM, Rinawati Rohsiswatmo.

Oleh karena itu, setiap daerah atau provinsi diharapkan mempunyai model percontohan PMK dari tingkat puskesmas sampai rumah sakit pendidikan. ”Kendala utama pelayanan neonatal adalah ketidaksiapan unit pelayanan, kurangnya kualitas dan jumlah tenaga kesehatan, alat kesehatan tidak memadai, serta ketidaksiapan institusi pendidikan,” ujarnya.