makanan tidak perlu ditakutkan, asalkan kita tahu cara menggunakannya dengan benar. Penjelasan ini disampaikan oleh narasumber saat siaran IPTEK VOICE, hari Selasa, tanggal 6 Maret 2007 langsung dari studio mini Kementerian Negara Riset dan Teknologi pada frekuensi 105.0
FM (RRI Pro 2 FM Jakarta).
Bagi masyarakat awam cara mudah untuk menghindari bahanya plastik, yaitu dengan membedakan antara plastik untuk kemasan makanan dan untuk keperluan lainnya. Karena karakteristik peruntukannya maka bahan baku dan proses pembuatannya pun berbeda. Plastik untuk kemasan bahan makanan seharusnya dibuat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga lebih aman pada suhu tertentu dan lemak/minyak. Pada plastik untuk kegunaan lainnya, misalnya plastik keresek, hindari pemakainnya dari makanan berminyak dan suhu panas, karena zat-zat adiktif dalam plastik mudah terurai dalam lemak dan panas, apabila terkontaminasi dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh, secara akumulaitf pada binatang percobaan dapat mengakitbatkan penyakit kanker, perubahan hormon dan menyebabkan kelahiran berjenis kelamin ganda. Hal ini tentu, dikhawatirkan dapat berdampak buruk juga bagi kesehatan manusia.
"Karena tidak semua produk kemasan plastik tercantum SNI, maka lebih baik tidak memasukkan makanan panas dan belemak/berminyak ke dalamnya." imbuh Agus. Lalu bagaimana dengan botol susu untuk balita? "Setelah botol direbus, dinginkan. Buatlah adukan susu panas di gelas kaca, setelah hangat, baru masukkan ke botol." jelas Agus
Selain itu, banyaknya plastik dengan jenis melamin untuk wadah makanan yang dijual di pasar dengan bentuk dan motif menarik serta harga murah membuat masyarakat tertarik untuk membeli tanpa memperhatikan keaslian produk. "Cara yang paling mudah untuk mengetahui keasliannya yaitu dengan merebus plastik tempat wadah makanan dalam air panas selama satu jam, apabila terjadi perubahan bentuk atau pecah, maka dapat diindikasikan melamin tersebut palsu. Melamin palsu terbuat dari bahan yang berbahaya seperti, formalin, urea dan bahan berbahaya lainnya." ungkap Agus Haryono .
Di Indonesia belum diterapkan standar penggunaan plastik, masih sebatas himbauan. Berbeda dengan negara maju lainnya misalnya Jepang, telah diterapkan standar penggunaan plastik dan sanksi terhadap pelanggaran penggunaan plastik. "Plastik bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, asalkan kita mengetahuicara berinteraksi dengan benar dan lebih selektif dalam penggunaanplastik, maka hidup kita akan lebih aman dan sehat." ujar Agus untuk mengakhiri diskusi Sahabat Iptek , jangan lewatkan informasi iptek menarik dan berguna di siaran IPTEK VOICE setiap hari Selasa, pukul 08.30-09.00 WIB dan Kamis, pukul 16.30-17.00 WIB pada frekuensi
VOICE "The Sound of Science". (ap,ar,pj/adpdki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar