Rabu, 09 Juli 2008

Jangan Gampang Minum Obat Sakit Kepala . . .

Obat penghilang nyeri tergolong analgesic-antipyretic. Selain me-redakan nyeri, seka-ligus pereda demam juga. Jika diminum segampang kacang goreng, ginjal, hati, dan darah bisa rusak.

Pak Sat, 42 tahun, paling rajin minum obat. Sedikit-sedikit minum obat. Juga buat sakit kepalanya yang acap hilang timbul. Sudah lebih lima tahun belakangan ini ia rutin minum puyer sakit kepala. Kurang cespleng kalau sehari belum minum puyer.

Kemarin, Pak sat masuk RS. Perutnya mendadak mulas melilit. Kata dokter ususnya luka. Besar kemungkinan akibat keseringan minum puyer sakit kepala aspirin. Tinja berwarna hitam seperti ter, tanda ada luka berdarah di pencernaannya.

Obat analgesic-antipyretic ada beberapa jenis. Selain buat nyeri dan demam, jenis yang tergolong obat encok bisa meredakan nyeri selain mengatasi peradangan sendi juga.

Obat analgesic-antipyretic dipilah sesuai dengan kekuatan antinyeri dan antidemamnya. Ada jenis yang lebih kuat menghilangkan nyeri, ada pula jenis yang lebih kuat meredakan demamnya. Jenis obat dipilih sesuai kebutuhan kasusnya.

Jika dihimpun, efek samping, keracunan, kelebihan dosis, maupun akibat pemakaian lama, obat analgesic-antipyretic umumnya mengganggu pencernaan. Pasien maag perlu berhati-hati mengonsumsi obat jenis ini.

Selain berisiko menimbulkan perdarahan lambung dan usus, analgetic-antipyretic merusak ginjal, hati, dan darah. Pendengaran pun bisa menurun, muncul keluhan tujuh keliling (vertigo), dan mungkin kuping terasa berdenging (tinnitus). Selain itu, sel darah putih bisa berkurang, atau mudah teiradi perdarahan di organ mana saja akibat menurutmya zat pembeku darah.

Akibat rutin minum obat sakit kepala mungkin mendadak malah timbul demam tinggi tanpa sebab yang jelas. Bisa juga muncul depresi, kejang-kejang, atau perubahan perilaku. Jika kelebihan dosis, pernapasan akan tertekan, dan mungkin berakhir fatal.

Ada pula jenis obat sakit kepala yang �makan darah�. Haemoglobin, zat utama dalam sel darah merah, bisa ikut terganggu pula. Selain itu sel darah merah gampang hancur, sehingga yang doyan minum obat sakit kepala bisa kurang darah (anemia haemolytic).

Obat golongan ini ada juga yang merusak ginjal. Jika kebanyakan, lama kelamaan bisa berakhir gagal ginjal. Selain itu, ada pula jenis yang punya sifat pencetus kanker ginjal, dan kandung kemih.

Analgesic-antipyretic tergolong obat paling sering menimbulkan alergi. Yang berbakat alergi tak tahan terhadap beberapa jenis atau semua jenis obat golongan ini. Begitu minum atau disuntik, langsung muncul alergi kulit berupa biduran (kaligata).

Jika berat, mungkin disertai sesak napas, mual-muntah, dan bisa jadi sampai serangan syok.

Mencari akar penyakitnya

  • Nyeri kepala, dan segala keluhan nyeri lain, sebetulnya cuma gejala dari suatu penyakit. Cukup banyak penyakit dengan gejala nyeri kepala. Kesalahan sering terjadi sebab yang acap diobati rasa nyerinya, dan bukan penyakit yang menimbulkan rasa nyerinya.

Kita tahu nyeri kepala bisa datang dari mana-mana bagian tubuh, termasuk dari jiwa juga. Orang yang mesti pakai kacamata baca, tapi abai, sering mengeluh nyeri kepala terus selama gangguan visus matanya tak dikoreksi. Waspada keluhan begini acap muncul pada usia mulai lewat 40.

Semua yang sudah melewati usia 40 butuh kacamata baca. Ini sering tidak disadari. Ketika jarak baca sudah harus lebih jauh dari sepenggaris, berarti mata perlu dikoreksi dengan kacamata baca. Jika tetap membaca tanpa bantuan kacamata baca, mata akan letih, lalu muncul nyeri kepala. Dengan bertambahnya umur, setiap 2-3 tahun kacamata baca perlu ditambah lensa plusnya.

Salahnya, pada keluhan nyeri kepala sebab mata tua (presbyopia) yang diobati cuma nyeri kepalanya, bukan matanya. Begitu obat tidak minum, nyeri kepalanya cekot-cekot lagi. Apalagi sehabis banyak membaca, lama di depan monitor, atau nonton televisi.

Nyeri kepala bisa pula berasal dari gigi, radang sinus, gangguan rongga hidung (kelainan sekat hidung), atau penyakit lambung. Selama penyakitnya tidak diobati, keluhan nyeri kepalanya muncul t�rus.

Minum obat sakit kepala tidak menyelesaikan masalah.Jika bukan penyakitnya yang diatasi, malah justru menimbulkan masalah baru. Pasien harus memikul efek samping, keracunan, atau kelebihan dosis obat sakit kepala.

Pasien encok korban terbanyak akibat obat pereda nyeri. Kita tahu tidak semua encok dapat sembuh. Pasien encok terus saja bergantung pada obat encoknya. Padahal tidak semua obat encok, termasuk obat tradisional (Cina), aman dipakai untuk waktu lama.

Kasus anemia, kelainan darah putih (agranulocytosis), serta gangguan sel darah lain sering diderita pasien encok yang salah memilih obat.

Beberapa jenis obat encok ilegal ditarik dari pasar selama ini sebab tidak aman buat tubuh. Mengapa? Sebab selain berisi obat pereda nyeri (jenis yang mungkin sudah dilarang beredar), tak sedikit obat encok ilegal, baik berupa kapsul maupun jamu, yang kedapatan menambahkan obat golongan corticosteroid (hormon), yang sekalipun berkhasiat, namun tak boleh dipakai untuk waktu lama.

Jiwa yang gundah, pikiran yang tegang, emosi yang gulana, bisa muncul sebagai keluhan nyeri kepala juga. Tentu yang harus diobati jiwanya, bukan nyeri kepala tegangnya.*

Sumber : www.depkes.go.id

Tidak ada komentar: