Kamis, 14 Februari 2008

Apa itu Flu Burung ?

Apa itu Flu Burung?
Flu burung atau Avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas

Apakah flu burung sudah sampai Indonesia?
Flu burung pertama kali di laporkan di Indonesia pada bulan Agustus 2003. Sampai awal Februari 2006, virus ini dilaporkan endemik di 26 propinsi di Indonsia.

Saya memiliki burung peliharaan. Bagaimana saya tahu apakah burung peliharaan saya tertular flu burung?
Website Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) menyediakan informasi bagaimana mendeteksi apakah burung atau unggas tertular flu burung. Dapat juga dengan melihat website Departemen Pertanian mengenai informasi umum flu burung secara umum ( http://www.deptan.go.id/ ) atau di website Directorate Kesehatan Hewan Departemen Pertanian di ( http://keswan.ditjennak.go.id/ )

Apakah manusia dapat tertular flu burung, dan apakah mengakibat efek yang mematikan?
Iya, manusia dapat tertular flu burung. Akan tetapi perlu diingat bahwa saat ini penyakit ini pada manusia masih sangat jarang. Untuk mengetahui perkembangan jumlah kasus flu burung pada manusia yang telah dilaporkan WHO, ikuti link berikut ini: http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/country/cases_table_2006_02_20/en/index.html

Beberapa lama masa inkubasi virus flu burung?
Masa inkubasi virus flu burung adalah 2-10 hari setelah terpapar. Akan tetapi, sebagian besar kasus menunjukkan gejala setelah 3-5 hari setelah terpapar oleh virus tersebut.

Apakah gejala-gejala flu burung?
Gejala-gejala awal flu burung seringkali sama dengan influenza musiman manusia (batuk, sakit tenggorokan, demam tinggi, sakit kepala, sakit otot, etc). Penyakit ini dapat berkembang menjadi pneumonia dimana mungkin akan terjadi, kekurangan angin, susah bernafas dan gagal pernafasan.

Apa yang harus saya lakukan apabila saya merasa tertular flu burung?
Apabila anda merasa telah terpapar dengan flu burung dan anda mulai menunjukkan gejala-gejala menyerupai influenza, segeralah cari pertolongan medis.

Bagaimana virus ini tertular kepada manusia?
Virus ini dapat ditemukan dalam feces dan sekresi pernafasan burung dan unggas. Sebagian besar kasus manusia tertular akibat kontak langsung dari burung/unggas yang sakit, walaupun kontaminasi lingkungan oleh virus tersebut dapat juga sebagai sumber penularan.

Apakah virus flu burung ini menular dari manusia ke manusia?
Pada beberapa kasus, kemungkinannya terjadi penularan antar manusia ke manusia telah terjadi seiring dengan kontak dengan pasien pada saat tahap akut penyakit ini. Pada semua kejadian tersebut, penularan terjadi dengan sangat terbatas dan tidak mengarah kepada penularan massal yang lebih banyak di masyarakat, yang menunjukkan bahwa virus ini tidak mudah menular antara manusia ke manusia saat ini.

Apakah ada obat untuk flu burung?
Selain perawatan medis intensif, Oseltamivir (teregistrasi sebagai Tamiflu) merupakan obat anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung. Tamiflu di Indonesia tersedia di semua Rumah Sakit Rujukan Flu Burung (lihat daftar Rumah Sakit Rujukan Flu burung )

Apakah terdapat vaksin untuk virus Flu Burung?
Saat ini belum terdapat vaksin manusia untuk flu burung. Para peneliti sedang mengamati perkembangan situasi dengan seksama untuk memstikan apabila virus berubah menjadi lebih menular kepada manusia mereka dapat mengembangkan vaksin yang khusus untuk mutasi virus baru tersebut.

Apa yang dapat kami perbuat untuk pencegahan flu burung di lingkungan rumah?

    1. Menjaga kebersihan lingkungan (khususnya kadang unggas dan burung).
    2. Menjaga kebersihan diri (cuci tangan dengan sabun)
    3. Menjauhkan kandang unggas dan burung (ayam, itik dan burung) dari rumah/tempat tinggal.
    4. Gunakan penutup hidung dan sarung tangan bila akan mengolah tanaman dengan pupuk kandang.
    5. Jangan membuang kotoran (jeroan, bulu ayam, dll.) sembarangan, bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah.
    6. Bersihkan makanan ternak/burung yang tercecer di tanah / lantai, agar tidak mengundang burung liar datang.

Bagaimana kami menjaga diri sendiri dari penularan flu-burung?

    1. Rajin cuci tangan dengan sabun atau cairan antiseptik setelah menangani unggas/burung.
    2. Bersihlah permukaan dengan detergent, cairan alkohol (70%) atau pemutih/khlorin (0.5%).
    3. Gunakanlah penutup mulut dan hidung, sarung tangan, dan sepatu boot apabila memasuki daerah yang telah terjangkiti atau sedang terjangkit virus flu burung.
    4. Amati dengan teliti kesehatan anda apabila telah melakukan kontak dengan unggas/burung. Segeralah cari perhatian medis apabila timbul gejala-gejala demam, infeksi mata, dan/atau kesulitan bernafas.

Pekerjaan apa saja yang berisiko terserang infeksi flu burung?

    1. Peternak ayam/burung/unggas lainnya.
    2. Pemotong ayam/burung/unggas lainnya.
    3. Penjual produk-produk ayam/burung/unggas (daging, telur, dst.)
    4. Pemelihara ayam/burung/unggas lainnya
    5. Petugas laboratorium yang meneliti/memeriksa penyakit flu burung
    6. Orang-orang yang tinggal di daerah dimana terdapat kematian unggas/burung secara tiba-tiba yang mencirikan infeksi flu burung
    7. Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat, secara langsung dan tanpa perlindungan dengan kasus manusia yang telah terkonfirmasi tertular flu burung

Apakah aman untuk memakan daging ayam dan produk unggas/burung lainnya?
Iya, aman untuk memakan produk-produk unggas apabila telah dimasak secara matang (goreng, rebus atau panggang). Jangan memakan daging unggas/bird yang masih berwarna merah muda atau telur setengah matang.

Apakah upaya dan tanggapan yang telah dilakukan di seluruh dunia terhadap wabah flu burung yang sedang terjadi di Indonesia dan Asia Tenggara?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengamati dengan teliti dan seksama peristiwa yang terjadi di negara yang terinfeksi dan region di sekitarnya.
Laporan perkembangan situasi dapat dilihat di website-website WHO; kantor WHO untuk Indonesia (link WHO INO), WHO SEARO (link WHO SEARO), WHO Headquarters (link WHO INT).

Tidak ada komentar: