Kamis, 14 Februari 2008

Orangtua yang Tidak Mengimunisasi Balitanya, Bisa Dipenjara

Tujuh Orang Sekeluarga di Depok, Lumpuh Layuh

JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan sweeping selama satu minggu mulai 1 Juni 2005 untuk mencari balita yang belum mendapat vaksinasi polio.

"Kami akan sweeping dari rumah ke rumah untuk mencari balita yang belum mendapat imunisasi polio. Tujuannya agar tidak ada balita diDKI yang tidak mendapat imunisasi polio," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta, Chalik Masulili, dalam jumpa pers di Balai Kota, Senin (30/5).

Karena bersifat wajib, lanjutnya, orangtua yang tidak membawa balitanya untuk mendapat imunisasi polio, dapat dikenai sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Penanggulangan Wabah. Sanksi yang diberikan dapat berupa denda sampai ancaman kurungan penjara selama satu tahun.

Menurut dia, tindakan sweeping merupakan bagian dari program imunisasi polio massal yang dilakukan serentak di seluruh wilayah DKI Jakarta pada 31 Mei 2005. Sweeping akan dilakukan berdasarkan data balita di tiap RT yang sudah mengikuti program imunisasi polio massal sehingga mudah untuk mendeteksi balita mana yang belum mendapat vaksinasi polio.

Chalik mengatakan, program imunisasi polio massal yang dilakukan Pemprov DKI wajib diikuti semua balita, baik yang sudah mendapat imunisasi polio maupun belum. Pasalnya, pelaksanaan imunisasi polio massal kali ini, bersifat territorial yang bertujuan untuk memblokir penyebaran virus polio di Jakarta.

Terkait dengan itu, balita yang sudah mendapat imunisasi polio di rumah sakit atau klinik, tetap wajib mengikuti imunisasi polio massal. orangtua tidak perlu khawatir balitanya akan kelebihan dosis karena vaksin polio yang digunakan sangat aman.

Chalik juga mengatakan, anggaran yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk pelaksanaan program imunisasi massal hanya sebesar Rp 2,94 miliar.

Sebelumnya, Pemprov DKI menyiapkan dana Rp 10 miliar yang diambil dari dana tidak terduga APBD 2005 untuk pelaksanaan program imunisasi massal.

"Dana yang terpakai untuk program imunisasi massal yang akan dilaksanakan dua kali, hanya Rp 2,94 miliar. Soalnya, vaksinasi dan buku petunjuk untuk pelaksanaan imunisasi polio kami peroleh secara cuma-cuma dari Departemen Kesehatan dan Unicef," kata Chalik.

Dia mengungkapkan, dana Rp 2,94 miliar itu, digunakan untuk membayar transportasi dan konsumsi petugas, pendirian pos imunisasi, dan pendataan serta penyusunan laporan terkait program imunisasi polio massal.

Chalik menjelaskan, untuk pelaksanaan program imunisasi polio massal, pihaknya telah mendirikan 8.028 pos pelayanan.

Di setiap tiga RT, terdapat satu pos, bahkan di terminal bus dan stasiun kereta api. Sebanyak 40.140 petugas sudah disebarkan. Setiap pos pelayanan akan diisi lima petugas. Sedangkan jumlah balita yang sudah terdata mencapai 705.200. "Ada kemungkinan jumlah balitanya meningkat," kata Chalik.

Lumpuh

Sementara itu, tujuh anggota keluarga Amin (70), yang berdomisili di Parung Poncol RT 05/02, Kelurahan Duren Mekar, Sawangan, Depok, lumpuh layuh tanpa diketahui pasti apakah mereka terserang virus polio atau tidak.

H Mad Khotib, Lurah Duren Mekar, Kecamatan Sawangan Depok membenarkan hal tersebut kepada wartawan ketika berkunjung ke sana baru-baru ini.

Tujuh anggota dari satu keluarga tersebut kini berusia antara 17 hingga 55 tahun. Mereka adalah Sadiah (55) mulai lumpuh sejak tahun 1973 ketika berusia 23 tahun, Marfuah (39) lumpuh tahun 1984 lalu ketika berusia 18 tahun, Suryadi (36) lumpuh tahun 1980 saat berusia 11 tahun, Hoerudin (31) lumpuh sejak tahun 1988 ketika usia 14 tahun, Tabroni (28) lumpuh sejak tahun 1988 ketika usia 11 tahun, Kholid (25) lumpuh tahun 1993 lalu ketika berusia 13 tahun, dan Nyai Latifah (17) lumpuh sejak tahun 1996 lalu ketika berusia 8 tahun.

Kabag Infokom Pemkot Depok, Sudrajat mengatakan kepada Pembaruan, Senin (30/5), pejabat Wali Kota Depok, Warma Sutarman sudah mengunjungi keluarga Amin di Sawangan dan memberikan sejumlah bantuan.

"Memang betul, keluarga Amin terkena lumpuh layuh, namun masih perlu diteliti secara khusus apakah penyebab kelumpuhan itu. Yang pasti, kasus keluarga itu sudah mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Depok", katanya.

Sementara itu, mulai hari ini, Selasa (31/5), sejak pagi hingga sore, secara serentak di enam kecamatan Kota Depok diselenggarakan Pekan Imunisasi Regional secara massal bagi anak-anak usia 0-59 bulan.

Sebanyak 142.711 anak balita Kota Depok diperkirakan akan mengikuti imunisasi polio yang akan digelar di 957 Posyandu dan tempat-tempat keramaian seperti pasar atau terminal

Tidak ada komentar: